Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ada Gerhana Bulan Supermoon Malam Ini, Cek Langit Sekarang!
Advertisement . Scroll to see content

Kapan Waktu Sholat Gerhana Bulan Dilakukan? Berikut Penjelasan dan Panduannya

Rabu, 26 Mei 2021 - 16:02:00 WIB
Kapan Waktu Sholat Gerhana Bulan Dilakukan? Berikut Penjelasan dan Panduannya
Ilustrasi sholat gerhana yang dikerjakan pada saat terjadinya gerhana bulan total maupun sebagian. (Foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Waktu sholat gerhana bulan yakni sejak terjadinya gerhana hingga bulan muncul kembali. Apabila bulan sudah muncul kembali, waktu pelaksanaan shalat gerhana sudah habis dan tidak disunnahkan qadho.

Hukum sholat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan adalah sunnah mu’akkadah dengan kesepakatan para ahli fikih  (al-Fiqh al-Islami 2/545).

Sama seperti sholat Jumat maupun sholat Ied, sholat gerhana bulan maupun matahari dilakukan berjemaah baik di masjid maupun tanah lapang.

Sholat gerhana bulan dan matahari  dikerjakan dengan cara berjemaah, sebab dahulu Rasulullah SAW mengerjakannya dengan berjamaah di masjid. Shalat gerhana secara berjamaah dilandasi oleh hadits Aisyah radhiyallahu 'anha.

Sholat gerhana dilakukan tanpa didahului dengan azan atau iqamat. Yang disunnahkan hanyalah panggilan shalat dengan lafaz "As-Shalatu Jamiah". Dalilnya adalah hadits berikut :

لَمَّا كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُول اللَّهِ  نُودِيَ : إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ

Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu jamiah". (HR. Bukhari).

Juga disunnahkan untuk mandi sunnah sebelum melakukan shalat gerhana, sebab shalat ini disunnahkan untuk dikerjakan dengan berjamaah.

Menurut pendapat As-Syafi'iyah, dalam shalat gerhana disyariatkan untuk disampaikan khutbah di dalamnya. Khutbahnya seperti layaknya khutbah Idul Fithri dan Idul Adha dan juga khutbah Jumat.

Dalilnya adalah hadits Aisyah ra berikut ini :

أَنَّ النَّبِيَّ  لَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ قَامَ وَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَال : إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَل لاَ يُخْسَفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

Dari Aisyah ra berkata,"Sesungguhnya ketika Nabi SAW selesai dari shalatnya, beliau berdiri dan berkhutbah di hadapan manusia dengan memuji Allah, kemudian bersabda, "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah. (HR. Bukhari Muslim).

Dalam khutbah itu Rasulullah SAW menganjurkan untuk bertaubat dari dosa serta untuk mengerjakan kebajikan dengan bersedekah, doa dan istighfar (minta ampun)

Disunnahkan apabila datang gerhana untuk memperbanyak doa, dzikir, takbir dan sedekah, selain shalat gerhana itu sendiri.

فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

Apabila kamu menyaksikannya maka berdoalah kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berikut Panduan lengkap Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

1. Membaca niat sholat gerhana bulan

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallii sunnatal khusuufi rak‘ataini imaaman/makmuuman lillaahi ta‘aalaa.

Saya sholat Sunnah Khusuf dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah

Niat Shalat Gerhana Bulan Sendirian

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى

Ushallii sunnatal khusuufi rak‘ataini lillaahi ta‘aalaa.

Saya sholat Khusuf sendirian dua rakaat karena Allah.

Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

2. Mengucap takbir saat takbiratul ihram sambil membaca niat dalam hati.

3. Membaca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu membaca Surat Al-Baqarah atau selama surat itu dibaca dengan lantang.

4. Rukuk sambil membaca tasbih selama 100 ayat Surat Al-Baqarah.

5. I’tidal dengan tidak membaca doa I’tidal akan tetapi membaca Surat Al-Fatihah. Setelah itu membaca Surat Ali Imran atau selama surat itu.

6. Rukuk dengan bacaan tasbih selama membaca 80 ayat Surat Al-Baqarah.

7. Baru setelah itu I’tidal dengan membaca doa I’tidal.

8. Sujud dengan bacaan tasbih selama rukuk pertama/awal.

9. Selanjutnya duduk diantara dua sujud

10. Kemudian sujud kedua dengan bacaan tasbih selama rukuk kedua.

11. Duduk sejenak sebelum bangun untuk mengerjakan rakaat kedua.

12. Setelah itu, mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja letak perbedaannya, pada rakaat kedua pada berdiri yang pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada berdiri yang kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.

13. Salam seperti akhir shalat pada umumnya

14. Imam atau orang yang diberi tugas/wewnang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa dan dekat kepada Allah, tobat, sedekah, memerdedakan budak (sama seperti pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal untuk masa sekarang), dan lain sebagainya. 

Wallahu A'lam

Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB, Rumah Fiqih Indonesia

Editor: Kastolani Marzuki

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut