23 Tahun Berkarya, Rinaldy Yunardi Kenang Tiara Pertama yang Dibuatnya
 
                 
                Setelah menyelesaikan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di tahun 1989-1990, dia mulai bekerja di perusahaan swasta. Di sana dia belajar manajemen dan mengenal seorang desainer bernama Kim Tong, itulah awal di mana Rinaldy melihat tiara.
"Jadi, dia mengajak saya menjadi tim marketing menjual karya orang luar ke Indonesia. Itu kali pertama saya melihat tiara," ucap Rinaldy mengenang.
Namun, bukan di situ awal mula dia terpikir membuat aksesori-aksesori yang gemerlap. Justru ketika bekerja di tempat sang kakak, sebuah pabrik elektronik, dia mencoba menciptakan karya headpiece dari acrylic dan manik-manik swarovski.
"Nggak tahu kenapa setelah itu saya berpikir lebih jauh lagi. Aku nggak bisa menjawab, itu Tuhan yang kasih. Tapi nggak tahu kenapa ini bisa terjadi dan saya tetap mau melanjutkan, serta membuatnya menjadi tiara," ucap dia.
Itu adalah karya tiara pertama dan diakuinya paling sulit selama 23 tahun berkiprah di industri mode. "Ini tiara paling sulit dikerjakan, di mana saya tidak pernah mempelajarinya. Tiara seperti ini kalau tidak salah dulu itu dijual sekitar Rp45 ribuan," ucapnya.
Kini, karya-karyanya telah dikenakan oleh selebriti Tanah Air dan dunia, serta dibanderol jutaan rupiah. Di 23 tahun berkarya ini, dia mengaku masih ingin terus fokus berkarya, mempersembahkan sesuatu yang terbaik bagi Indonesia.
Editor: Tuty Ocktaviany