6 Fakta Tan Tjeng Bok Penyanyi dan Aktor Top Era 1940-an, Jatuh Miskin di Hari Tua Tak Punya Rumah
JAKARTA, iNews.id - Dunia hiburan Tanah Air pernah kedapatan aktor berbakat multitalenta di era 1940-an. Aktor tersebut bernama Tan Tjeng Bok atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Si Item'.
Awal mula Tan Tjeng Bok mencoba peruntungan menjadi seorang penyanyi yang nyatanya merubah kehidupannya. Berikut 6 fakta menarik yang dirangkum iNews.id pada Rabu (22/9/2021).
1. Keturunan Tionghoa-Indonesia
Tan Tjeng Bok merupakan pria kelahiran tahun 1898 yang merupakan keturuan Tionghoa dan Indonesia. Namun sayang, pernikahan orang tuanya itu tak disetujui oleh pihak keluarga sang ayah. Hingga akhirnya, sang ayah menikah lahi dengan gadis Tionghoa. Alhasil, Tang sendiri berbeda dari kedelapan saudara tirinya itu, dimana kulit Tang terbilang hitam. Dan hal itu merupakan awal dimana Tang dipanggil dengan sebutan 'Si Item' atau Pak Item.
2. Bermula dari penyanyi keroncong
Memulai karier di dunia kesenian sejak era 1920-an, di mana dia bergabung di orkes keroncong. Berangkat sebagai penyanyi keroncong dan pemain sandiwara, Tan Tjeng Bok mulai banyak membintangi film sejak era 1940 dan 1950-an. Di antaranya saja Si Gomar (1941), Srigala Item (1941), Tengkorak Hidoep (1941), Djula Djuli (1954), Melarat Tapi Sehat (1954), Rela (1954), Bapak Bersalah (1955), dan masih banyak lagi.
3. Sempat sukses
Mulanya sebagai penyanyi keroncong Tan Tjeng Bok menemukan titik kesuksesan ketika mengikuti banyak perkumpulan keroncong, seperti halnya orkes Hoetfischer. Namun, namanya semakin melejit ketika dia bergabung dengan opera Dardanella, lantaran namanya yang sudah terkenal di kancah internasional. Sayangnya, kesuksesan itu tak bertahan lama. Dipenghujung tahun 1979, Tang jatuh melarat.
4. Kawin cerai dengan 100 perempuan
Tan Tjeng Bok pertama kali menikah pada tahun 1917 dengan seorang pria bernama Sarmini. Namun, ada hal yang lebih mengejutkan. Tan ternyata pernah kawin cerai sebanyak 100 kali. Sayangnya, sulit ditelusuri mengenai 100 perempuan yang sempat jatuh dalam pelukan Tan Tjeng Bok. Diketahui, Sarmini ini merupakan istrinya yang terakhir. Dari pernikahannya itu, Sarmini dikaruniai dua orang anak bernama Nawangsih dan Sri Anami.
5. Jatuh miskin di masa tua
Terlalu sering foya-foya, di masa tua Tan hidup melarat. Dia pernah melakoni hidup sebagai kenek oplet dan tukang obat. Dalam kondisi hidup miskin di hari tua, tak punya rumah, ngontrak dan sakit-sakitan, hanya seorang wanita bernama Sarmini yang setia menemai Tang hingga akhir hayatnya. Tang dan Sarmini menikah pada 1947, di mana dari pernikahannya itu mereka dianugrahi dua orang anak bernama Nawangsih dan Sri Anami.
6. Dianugerahi Bintang Budaya Paramadharma
Dengan lika-liku hidupnya yang sukses kemudian jatuh miskin karena Tang miliki gaya hidup yang sering berfoya- foya. Tepatnya pada 15 Februari 1985, seniman tiga zaman ini meninggal dunia di usia 85 tahun karena sakit jantung. Namun namanya yang gemerlap dulu di era 1940-an, 18 tahun kemudian pemerintah mengakui jasa-jasanya dengan menganugerahkan tanda jasa Bintang Budaya Paramadharma.
Editor: Dyah Ayu Pamela