75 Tahun Indonesia Merdeka, Ini Kata Radhar Panca Dahana dan Edy Utama soal Ketahanan Budaya
JAKARTA, iNews.id - Kemerdekaan Indonesia dapat terwujud tentunya tak luput dari perjuangan para pahlawan. Kini, tugas kita meneruskan perjuangan pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.
Salah satu komponen penting dari ketahanan nasional ialah unsur ketahanan budaya. Hal yang paling dasar bagi seseorang adalah bisa memiliki ketahanan diri dengan mengetahui identitas diri sendiri.
Sastrawan dan budayawan Radhar Panca Dahana menekankan saat ini masih banyak generasi muda yang tak paham siapa identitas dirinya yang sebenarnya. Mereka mungkin mengetahui, tetapi tak cukup memahami.
"Kamu itu siapa? Dari daerah mana? Kamu dari etnik mana? Kamu mungkin bisa menjelaskan di media sosial, tapi itu bukan identitas yang sebenarnya kita miliki," tutur Radhar dalam Dialog Bahana Kebangsaan di Studio 7 iNews.id, Gedung iNews Center, Jakarta, Senin (17/8/2020).
Menurutnya, banyak generasi muda yang hingga kini masih tak bisa menjelaskan mengenai realitas dirinya sendiri.
"Tanya kepada generasi muda mulai dari TK, SMA, mahasiswa, bisa nggak mereka menjelaskan dengan kuat tentang realitas dirinya," ujar Radhar.
Sementara itu, menurut jurnalis dan budayawan Edy Utama, tidak semua generasi muda di negeri ini mengalami krisis identitas. Karena di beberapa daerah, masih banyak masyarakat yang memiliki pemahaman dan kesadaran.
"Tidak semuanya sebetulnya krisis identitas ini melanda di negeri ini. Di Jawa, ada beberapa desa yang membuat benteng mereka sendiri menghadapi pandemi ini. Mereka buat aturan sendiri," ucap Edy.
Masih banyak masyarakat yang memiliki kesadaran akan identitas dirinya. Namun, hal itu kemudian perlu terus ditingkatkan agar dapat membentuk suatu ketahanan budaya dalam masyarakat.
"Saya kira sisa-sisa kesadaran tentang bagaimana hidup bersama ini masih ada. Masalahnya sekarang adalah bagaimana kita mendorong itu agar menjadi lebih besar, banyak, dan menjadi kekuatan budaya, ketahanan budaya untuk membela negara ini," ucap Edy.
Editor: Tuty Ocktaviany