Anak Terdiagnosis Autisme, Ini Kata Dian Sastrowardoyo
Dian semakin menyadari putranya berbeda dengan anak-anak lain ketika sang anak masuk pra-sekolah.
"Di kelas, anakku enggak tertarik ikut kegiatan yang diajarkan gurunya. Dia lain sendiri dan membuka pikiranku. Aku coba cari tahu yang lebih lanjut," ujarnya.
Alumnus Fakultas Sastra dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu lantas mengajak putranya itu ke tiga dokter untuk menjalani pemeriksaan demi mengetahui tanda-tanda autisme.
Dia juga membawa Syailendra ke para ahli untuk menjalani terapi, seperti terapi okupasi, perilaku, dan bicara. Dia juga melatih anaknya melakukan kontak mata dan berkomunikasi.
"Aku membuka diri dan melatih anakku bisa melakukan eye contact. Kami sekeluarga sepakat tidak memberikan apa pun sampai dia meminta sendiri. Aku melakukan seperti yang dilakukan saat terapi," katanya.
Saat berusia enam tahun, putra Dian Sastro tidak memerlukan terapi lagi. Bahkan ketika masuk usia delapan tahun, kemampuan sosial Syailendra sudah meningkat.
Editor: Tuty Ocktaviany