Fakta-Fakta Menarik Tuti Indra Malaon Artis Top Era 1970-an, Dapat Penghargaan Seumur Hidup
JAKARTA, iNews.id - Tuti Indra Malaon bukanlah aktris biasa, wanita cerdas ini merupakan cendekia yang luas pengetahuan dan wawasan budayanya yang terlatih menggunakan pikiran-pikirannya.
Maka tak heran dalam dunia akting pun, sosoknya mampu mencerna dengan seni perannya yang istimewa. Perempuan yang eksis di tahun 1970-an itu banyak dikenang masyarakat. Dirangkum iNews.id, berikut fakta-fakta Tuti Indra Malaon.
1. Memasuki dunia seni peran di Teater Teguh Karya
Tuti Indra Malaon adalah aktris film dan teater Indonesia yang berkualitas. Ia mulai mendalami seni perannya lewat Teater Populer pimpinan Teguh Karya.
Dari pengalamannya itu, ia mampu menguasai dua bidang seni. Tuti mampu menunjukkan bakat aktingnya dalam peran Teater, maupun film layar lebar.
2. Lebih dari 10 film sudah dia bintangi
Bakat akting yang dimiliki Tuti memang tidak tanggung-tanggung. Dia berhasil menunjukkan totalitasnya di bidang seni peran. Semasa hidupnya, dia sudah membintangi lebih dari 10 judul film.
Diantaranya adalah Wadjah Seorang Laki-Laki (1971), Kawin Lari (1971), Perkawinan Semusim (1975), Neraca Kasih (1982), Putri Seorang Jenderal (1983), Tali Merah Perkawinan (1983).
Seandainya Aku Boleh Memilih (1984), Ibunda (1986), Perisai Kasih yang Terkoyak (1986), Cintaku di Rumah Susun (1987), serta Pacar Ketinggalan Kereta (1989).
3. Dapat penghargaan seumur hidup
Berkat kerja kerasnya selama ini, prestasi yang dimiliki Tuti pun membuahkan hasil. Ia berhasil memenangkan beberapa penghargaan, bahkan, salah satu diantaranya merupakan penghargaan seumur hidup.
Dia meraih penghargaan dari Festival Film Indonesia pada 1983 sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik, pada 1986 dan 1989 untuk Pemeran Utama Wanita Terbaik, pada 2010 untuk kategori Penghargaan Seumur Hidup.
4. Pernah jadi anggota MPR
Selain berkarir di dunia entertainment, Tuti Indra Malaon juga diketahui memiliki beberapa profesi lain. Ia pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) setelah sebelumnya menjalani profesi sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
5. Meninggal dunia pada 1989
Tuti menutup lembaran hidupnya pada 20 September 1989 karena penyakit lever yang dideritanya sejak tahun 1985. Pada tahun yang sama (1985), Tuti lebih dahulu kehilangan suaminya Indra Malaon akibat kecelakaan saat menuju tempat kerja.
Editor: Dyah Ayu Pamela