Kisah Devi Dja Artis Hollywood asal Indonesia, Diundang Berkunjung ke Istana Negara oleh Presiden Soekarno
Sempat ingin kembali ke Indonesia, Devi Dja dan beberapa anggota lain tertahan lantaran terjadi Perang Dunia II saat Indonesia diduduki oleh Jepang. Untuk bertahan hidup, Devi dan suaminya, Piedro memilih untuk membuka sebuah nightclub bernama Sarong Room di Chicago.
Sayangnya, night club tersebut terbakar habis pada 1946. Sedangkan suaminya, Piedro, diketahui meninggal dunia pada 1952. Setelah suaminya meninggal, Devi sempat menikah dengan seniman berdarah Indian bernama Acee Blue Eagle. Sayangnya pernikahan tersebut tak lama, hingga akhirnya bercerai dan Devi kembali menikah dengan seseorang asal Gresik yang menetap di Amerika bernama Ali Assan.
Dari pernikahannya tersebut, mereka memiliki anak bernama Ratna Assan. Namun, pernikahannya dengan Ali Assan juga tak bertahan lama. Pada 1951 Devi resmi menjadi warga negara Amerika. Hal tersebut terjadi usai dirinya bertemu dengan Sutan Syahrir yang memimpin delegasi RI di markas PBB dan Devi diperkenalkan sebagai duta kebudayaan Indonesia.
Hal itu membuat Presiden Soekarno bersama putranya, Guntur, sempat menyambangi Amerika dan bertemu oleh Devi Dja. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Soekarno mengajak Devi untuk kembali ke Indonesia, dia bahkan diterima di Istana Negara.
Sayangnya, Devi tak bisa melepaskan kewarganegaraan Amerika yang telah dipegang olehnya. Kendati menolak, Devi tetap bekerja keras di Amerika untuk memperkenalkan budaya Indonesia melalui tarian dan kuliner.
Meski menolak untuk kembali tinggal di Indonesia, Devi diketahui pernah pulang ke Indonesia pada 1982 saat ia berusia 68 tahun. Kala itu dia datang untuk menjenguk teman lamanya di rumah sakit.
Hingga akhir hidupnya, Devi diketahui masih berada di Amerika dan tinggal di kawasan Mission Hill, San Fernando Valley. Dia bahkan tinggal disebuah rumah tiga kamar bersama putrinya dengan memanfaatkan uang pensiun dari Union Arts. Pada 19 Januari 1989, Devi diketahui meninggal di Los Angeles. Dia dimakamkan di Hollywood Hills.
Editor: Elvira Anna