Pelawak Legendaris Kang Ibing Hijrah Jadi Pendakwah, Meninggal Dunia di Pangkuan Putranya
“Dari situ lah mulai, ada yang manggil, ada yang manggil, nah ya mungkin anugerah juga ya,” ujarnya.
Tak hanya di lingkungan sekitar, Kang Ibing juga menjadi penceramah di kota-kota di Jawa Barat, keluar Pulau Jawa, hingga luar negeri. “Ada yang ke Jepang, Australia, dan terakhir sebelum meninggal itu ke Korea Selatan,” kata Dikdik lagi.
Pada tahun 2010, industri hiburan dikejutkan dengan kabar meninggalnya Kang Ibing. Pria kelahiran Sumedang, 20 Juni 1946 itu, mengembuskan napas terakhirnya di pangkuan putranya, pada usia 64 tahun di tanggal 19 Agustus 2010.
“Saya waktu itu enggak tinggal di rumah (sama papa). Tiba-tiba ditelepon mama, Dik, papa jatuh. Akhirnya saya datang (pulang), saya lihat papa lagi dibopong. Ya sudah, saya masuk mobil, saya duduk di belakang, dan papa tuh tidur di pangkuan saya. Saya pegang, kok badannya dingin,” kisah Dikdik.
Saat itu, Kang Ibing sempat dibawa ke RSAI Bandung. Namun, ternyata sesampai di rumah sakit, Kang Ibing sudah tiada. “Saya pegang kok dingin, akhirnya dibawa ke rumah sakit, ternyata papa udah enggak ada. Dan ternyata, beliau tuh meninggalnya di sini (pangkuan) saya. Itu yang saya enggak bisa lupa,” cerita Dikdik.
Jenazah Kang Ibing lalu dimakamkan di pemakaman Gunung Puyuh, Kabupaten Sumedang. Kepergian sang legenda dunia lawak Indonesia ini meninggalkan seorang istri dan tiga anak, yakni Dikdik Kusmadika, Mega Kusmananda, dan Diane Fatmawati.
Editor: Elvira Anna