Profil dan Biodata Wregas Bhanuteja, Sutradara Muda yang Sabet 12 Piala Citra
JAKARTA, iNews.id - Profil dan biodata Wregas Bhanuteja menarik untuk diulas. Siapa dia? Wregas Bhanuteja adalah sutradara muda berbakat asal Yogyakarta yang ada di balik kesuksesan sejumlah film Tanah Air.
Sebut saja film Penyalin Cahaya atau Photocopier yang menyabet 12 Piala Citra pada Festival Film Indonesia tahun 2021.
Pada 2016, Wregas juga menjadi Behind the Scene Director film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2). Namanya kembali menjadi sorotan lantaran film garapan terbarunya berjudul Budi Pekerti yang tengah tayang di bioskop-bioskop kesayangan kalian.
Penasaran dengan sosoknya? Berikut adalah profil dan biodata Wregas Bhanuteja, berikut kehidupan pribadi, pendidikan dan kariernya, yang dikutip berbagai sumber, Jumat (3/11/2023).
Wregas Bhanuteja memiliki nama lengkap Raphael Wregas Bhanuteja. Dia lahir di Yogyakarta pada tanggal 20 Oktober 1992. Ayahnya bernama Ratri Anto, sementara nama ibunya tidak diketahui.
Agama Wregas Kristen, dia memiliki hobi fotografi, travelling dan berpetualang. Semasa kecilnya ia tinggal di Semarang, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Semasa kuliah, Wregas sempat dekat dengan seorang sutradara dan produser bernama Ersya Ruswandono. Bahkan keduanya akrab dalam foto wisuda Wregas.
Wregas aktif di media sosial (medsos) sepertk Instagram @wregas_bhanuteja yang memiliki 32,9 ribu followers, juga Facebook Wregas Bhanuteja. Dia jarang mengekspose kehidupan pribadinya, semua tentang film yang digarapnya dan juga fotografi.
Wregas Bhanuteja pernah bersekolah di SMA De Britto College Yogyakarta. Setelah lulus SMA pada 2010, Wregas melanjutkan kuliah di Jurusan Penyutradaraan Film, Fakultas Film dan TV, Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan lulus tahun 2015.
Pilihan studi Wregas ini sempat ditentang kedua orang tuanya, karena mereka berharap putranya bisa berkuliah di jurusan teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Wregas Bhanuteja sudah menyukai film sejak kecil, bahkan saat SMA ia pernah membuat film pendek bersama teman-temannya. Wregas adalah sutradara film Indonesia pertama yang mendapatkan penghargaan film pendek terbaik di Semaine de la Critique, Festival Film Cannes 2016 lewat film pendeknya yang berjudul Prenjak (In The Year of Monkey).
Pada film yang sama, ia berhasil memenangkan penghargaan Leica Cine Discovery Prize sebagai film pendek terbaik di festival tersebut.
Sementara film panjang pertamanya berjudul Penyalin Cahaya pada 2021 usai premiere di Busan International Film Festival 2021, film ini berhasil memenangkan 12 Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2021, Wregas pun terpilih sebagai Sutradara Terbaik.
Sejak kuliah, Wregas juga sudah banyak mengukir prestasi lewat film yang digarapnya, bahkan ia dinobatkan menjadi sutradara termuda yakni di usia 22 tahun dalam kompetisi di 65th Berlin International Film Festival 2015 pada kategori Berlinale Shorts Competition.
Pada 2014, Film pendek Wregas berjudul Lembusura, yang merupakan perpaduan antara fiksi dan dokumenter, berkisar tentang letusan Gunung Kelud, masuk seleksi di festival ini, meski dengan biaya produksi hanya sekitar tiga puluh lima ribu rupiah.
Pada 2015, Wregas membuat film Lemantun untuk tugas akhirnya dan mendapat banyak penghargaan di berbagai festival film pendek, antara lain sebagai film pendek terbaik di XXI Short Film Festival 2015 dan film pendek terbaik di Apresiasi Film Indonesia 2015 serta Film Pendek Terbaik Piala Maya FFI 2015. Film ini juga sukses borong penghargaan kelompok Cinema XXI Short Film Festival di semua kategori juri.
Di tahun 2016 penghargaan lain yang diterimanya untuk film Prenjak adalah Cinema Nova Awards Best Short Film Melbourne International Film Festival 2016, Silver Screen Awards Best Short Film Singapore International Film Festival 2016 dan Best Short Film Prague Short Film Festival 2016, selain tak luput menyabet Piala Citra untuk Film Cerita Pendek Terbaik Festival Film Indonesia 2016.
Di tahun 2016, ia membuat film Chopin Larung yang merupakan intepretasinya pada lagu Chopin Larung dari Guruh Soekarno Putrq, film ini ia buat dengan Ersya Ruswandono sebagai Director of Photograhy.
Film pendekThe Floating Chopin terseleksi untuk berkompetisi dalam 40th Hong Kong International Film Festival 2016.
Pada tahun 2019, Wregas kembali dengan film pendek bertajuk Tak Ada yang Gila di Kota Ini / No One is Crazy in This Town. Film ini lolos untuk berkompetisi di program Wide Angle: Asian Short Film Competition di Busan International Film Festival (BIFF) yang digelar pada 3-12 Oktober 2019 di Busan, Korea Selatan serta meraih Piala Citra di FFI 2019 sebagai Film Pendek Terbaik.
Film panjang keduanya berjudul Budi Pekerti tampil secara perdana pada salah satu festival film paling bergengsi dunia, World Premiere di Toronto International Film Festival 2023, 7-17 September, Amerika Serikat. Film ini sedang tayang di bioskop-bioskop Tanah Air.
Demikian informasi dan penjelasan profil dan biodata Wregas Bhanuteja, berikut kehidupan pribadi, pendidikan dan kariernya, semoga artikel ini bermanfaat.
Tak goyang jiwaku menahan rintangan
Tak gentar rakyatmu berkorban
Sang merah putih yang perwira
Berkibarlah slama-lamanya
Itulah playlist lagu nasional untuk memperingati Hari Pahlawan. Semoga informasi ini dapat memberikan manfaat bagi kamu ya!
Editor: Johnny Johan Sompotan