Profil Yati Surachman, Pernah Dihujat Netizen karena Ngaku Pindah Agama di Usia 12 Tahun
JAKARTA, iNews.id – Profil Yati Surachman belakangan ini kerap menjadi sorotan publik, khususnya terkait dengan pengakuannya tentang pindah agama. Yati menceritakan perjalanan spritualnya saat memilih agama di usia muda, yakni 12 tahun.
Dia pun mengaku sudah memeluk agama Kristen sejak usianya masih remaja. Namun di satu sisi demi menjaga perasaan orang tua dan keluarga Yati tidak berani untuk jujur terkait agama barunya. Alhasil dia harus bersembunyi dan tetap mengerjakan ibadah salat meski tak lagi menganut Islam.
"Sebelum menyatakan bahwa saya Kristen, saya melakukan salat " ujar Yati dalam kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, dikutip Selasa (17/5/2022).
Sampai akhirnya keluarga Yati pun mulai mencurigai sesuatu dari ibadah salat yang dia dikerjakan. Keluarganya merasa Yati beribadah terlalu cepat.
“Kamu nih kalau salat kok cepat benar? yah cuman gerak" kata Yati menceritakan masa lalunya.
Meski sudah menjadi Kristiani, bukan berarti Yati tak pernah merasakan keimanannya goyah lantaran ditimpa suatu masalah. Dia sempat berusaha untuk mencari pencerahan. Untungnya dia pun tetap berpegang teguh dengan agama Krsiten hingga saat ini.
Yati Surachman mengawali karier beraktingnya sejak 1970-an. Tak heran, namanya masih diperhitungkan di kancah industri film Indonesia. Di awal karier namanya kian populer setelah berhasil memerani tokoh Sum Kuning pada film Perawan Desa dari sutradara Franky Rorimpandey. Film tersebut mengkisahkan Sum Kuning, seorang perempuan penjual telur yang diperkosa sejumlah anak muda dari keluarga pejabat.
Film yang berdasarkan kisah nyata ini, membawa Yati Rachman menorehkan prestasi gemilang. Lewat perannya ini, Yati berhasil meraih penghargaan aktris terbaik di Festifal Film Asia Pasific pada 1980 silam. Kualitas akting yang memukau, membawa namanya kembali membintangi pluuhan judul fim seperti Inem Pelayan Sexy (1976), Ateng Pendekar Aneh (1977), Binalnya Anak Muda (1978), Gita Cinta dari SMA (1979), Perawan Desa (1980), dan masih banyak lagi.
Dia juga melebarkan sayapnya lewat peran disineron terkenal 2000-an seperti Dukun Palsu, Pernikahan Dini, hingga Nyoman dan Presiden. Sinetron Dukun Palsu mengantarkan namanya memasuki nominasi pemeran utama wanita terbaik diajang penghargaan sinetron Indonesia, Piala Vidia. Seiring usia yang semakin matang, Yati kerap berperan menjadi nenek-nenek d ifilm dan sinetron yang dia bintangi.
Pindah Agama
Tak hanya dikenal sebagai artis senior berbakat, ternyata keputusan Yati pindah agama juga menjadi sorotan. Dia pun mengungkapkan alasan sederhana yang membuatnya meninggalkan Islam, yakni ketika melihat pohon natal di rumah tetangga. Melalui kejadian menakjubkan terkait pohon natal, Yati lantas mantap berpindah menjadi umat kistriani.
"Dari sanalah aku belajar dan belajar. setelah itu saya minta baptis. saya memang belum berani mengakui waktu itu" kata Yati Surachman, dikutip dari YouTube The Miracle of Life, baru-baru ini.

Terkait keputusannya pindah agama, Yati Surachman mengaku mendapat banyak hujatan. Terlebih ketika kisahnya soal pindah agama dari Islam ke Kristen viral di media sosial. Pasalnya, banyak yang beranggapan bahwa Yati berpindah agama saat usianya sudah berusia 64 tahun. Faktanya, Yati Surachman sudah menjadi seorang kristiani sejak 12 tahun.
"Di IG, waduh. (Mereka bilang) 'udah mau mati..' karena dipikir aku baru sekarang Kristen. Hati ku sedikit pun tidak sakit hati, (saya balas) 'Maaf kalau Anda kecewa'," kata Yati Surachman dalam kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo.
Tak sedikit netizen mengancam dan mengaku enggan menyaksikan film yang dibintangi Yati di layar kaca. Menanggapi itu, Yati hanya bersikap rendah diri dan meminta maaf kepada penggemarnya. Dia yakin bahwa Tuhan tak pernah menukar rezeki hambanya.
"Sampai mereka bilang 'wah nanti kalau ada ibu saya enggak mau nonton', 'maaf ya Pak, saya percaya Tuhan yang saya yakini beri rezeki itu beda-beda, enggak ketuker. Tapi kalau bapak enggak mau tonton itu hak bapak, saya hargai'," ujar Yati.
Editor: Elvira Anna