Rahasia Sukses Wulan Tilaar, Vice Chairwoman Martha Tilaar Group
JAKARTA, iNews.id - Siapa yang tidak kenal Martha Tilaar? Seorang pengusaha perempuan yang sukses menaungi usaha bisnis di bidang kecantikan, utamanya untuk kosmetika dan jamu di Indonesia. Kini, bisnis kosmetika tersebut dikelola oleh keluarga dan tanggung jawab besar diemban oleh anak-anaknya.
Wulan Tilaar adalah salah satunya pemegang peran penting di bisnis kosmetika Martha Tilaar Group. Putri Martha Tilaar ini adalah Vice Chairwoman Martha Tilaar Group yang meneruskan bisnis tersebut sekaligus membuka gerai-gerai spa di Indonesia dan mancanegara.
Selama mengemban tugas besar sebagai penerus kerajaan bisnis keluarga, ada nilai-nilai penting dari sang ibunda yang diterapkannya hingga saat ini.
"Sebenarnya nilai-nilai yang dititipkan juga sekaligus diterapkan di Martha Tilaar Group. DJITU, sebuah ejaan nama, yaitu disiplin, jujur, iman, inovasi, tekun dan ulet," kata Wulan saat ditemui iNews.id di Martha Tilaar Center, bilangan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/12/2018).
Selain tentang nilai-nilai yang ditanamkan di Martha Tilaar Group pada generasi kedua dan para pegawainya, Wulan mengatakan hal yang paling menempel adalah tentang ke-Indonesia-an.
"Kalau buat saya pribadi, nilai yang spesifik buat saya adalah nilai ke-Indonesia-an. Kecintaan beliau tentang negara ini, betul-betul sebuah komitmen yang dihidupi, bukan hanya slogan," ucapnya.
Ke-Indonesia-an bagi Wulan juga bukan sekadar karakter. Tetapi bagaimana perusahaan yang telah berdiri selama 48 tahun tersebut bisa terus memberikan lapangan pekerjaan pada masyarakat Indonesia, serta memberikan manfaat untuk negara ini.
Itulah, kata dia, yang hingga sekarang ini dipegang teguh olehnya sebagai Vice Chairwoman Martha Tilaar Group. Memangku tanggung jawab yang demikian besar, Wulan sendiri memiliki kuncinya tersendiri.
"Kesuksesan untuk saya adalah kuncinya, selalu mau belajar. Tentang apa pun. You learn new thing everyday. Terutama apa yang kita butuhkan di pekerjaan. Kedua, punya kerendahan hati untuk mendengarkan masukan orang lain, karena selalu ada awan di atas awan. Kalau kita tidak punya kerendahan hati, kita akan menjadi orang yang sombong. Begitu menjadi sombong adalah waktunya kita menjadi orang yang gagal," tuturnya.
Editor: Tuty Ocktaviany