Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gibran di Perayaan Imlek Nasional: Saya dan Pak Prabowo Shionya Kelinci
Advertisement . Scroll to see content

Rayakan Imlek Tak Selalu Harus Merah, Ini Penjelasan Sonny Muchlison

Minggu, 03 Februari 2019 - 12:39:00 WIB
Rayakan Imlek Tak Selalu Harus Merah, Ini Penjelasan Sonny Muchlison
Tampil cantik di perayaan Imlek. (Foto: iNews.id/Siska Permata Sari)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Perayaan Tahun Baru China atau Imlek tinggal menghitung hari lagi. Di Indonesia, perayaan ini selalu identik dengan merah. Mulai dari ornamen-ornamen hiasan pada bangunan, dekorasi di jalan-jalan, busana, maupun riasan yang dikenakan.

Namun sebenarnya, perayaan Imlek tidak selalu harus dirayakan dengan warna merah, terutama yang melekat pada diri setiap individu seperti busana dan riasan. Hal itu dikemukakan oleh pengamat mode sekaligus desainer Sonny Muchlison.

"Merah dan emas tidak selalu identik dengan Tiongkok, itu biasanya untuk bendera, umbul-umbul. Sementara warna-warna seperti hijau toska itu bisa diambil atau dikenakan pada busana, biasanya warna-warna yang diambil dari motif-motif keramik China seperti warna tropik," kata Sonny pada iNews.id saat ditemui di kediamannya bilangan Bintaro, Tangerang Selatan, baru-baru ini.

Busana-busana pada Imlek di Indonesia, kata dia, bisa dipadankan antara nuansa Tionghoa dan Nusantara. Misalnya, busana-busana berkerah Shanghai dan Cheongsam dipadankan dengan motif-motif batik Nusantara.

Dari warnanya sendiri, sambung dia, meskipun Tiongkok identik dengan merah, bisa pula mengkreasikannya dengan warna biru lembut, oranye, dan krem.

Sementara itu untuk riasan sendiri, orang-orang Tiongkok, khususnya perempuan lebih sering menggunakan warna-warna terang dan netral untuk bagian riasan mata. Misalnya, warna putih. "Kalau perempuan Tionghoa, biasanya hanya menggunakan satu warna di bagian eyeshadow. Paling umum warna putih," ucapnya.

Selain itu untuk tatanan rambut, dia menyarankan bagi yang ingin tampil klasik bak perempuan Tionghoa pada umumnya, tidak mengeriting rambutnya.

"Rambutnya jangan di-curly. Perempuan Tionghoa itu umumnya lurus. Bisa juga updo-nya, rambut diangkat ke atas, disanggul, dan diberikan sentuhan bunga. Misalnya bunga peony karena dibanggakan oleh masyarakat Tionghoa," ucapnya.

Editor: Tuty Ocktaviany

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut