Septian Dwi Cahyo Perankan Tokoh Bisu di Film Mangkujiwo
"Saya butuh pemain dengan gestur natural, lalu saya ingat dengan Septian," kata Kinoi.
Septian pernah mendapatkan beasiswa dari tokoh pantomim Marcel Marceau. Dia telah bermain film sejak 1980-an, diawali dengan ‘Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi’ hingga ‘Lupus I’ (1987). Dua tahun lalu, Septian bermain dalam film roman sejarah ‘Sara & Fei, Stadhuis Schandaal’ arahan Adisurya Abdy.
"Saya sudah lama enggak main film karena belum ada karakter yang pas, begitu tahu Kinoi yang menyutradarai, pasti dia mau yang spesial. Saat saya baca (skenario), ternyata filmnya spesial," ucapnya.
‘Mangkujiwo’ mengusung genre horor-thriller mengenai awal mula lahirnya kuntilanak. Kanthi (Asmara Abigail) adalah perempuan biasa yang jadi korban perseteruan Brotoseno (Sudjiwo Tedjo) dan Cokrokusumo (Roy Marten) dalam memperebutkan pengaruh dan kekuasaan atas Loji Pusaka.
Perebutan itu membuat Brotoseno terpaksa melepas jabatannya karena difitnah oleh Cokrokusumo. Broto merencanakan balas dendam melalui bayi yang dikandung Kanthi, hasil hubungan gelap dengan Cokrokusumo.
Kanthi hidup menderita. Dia dipasung karena difitnah sebagai perempuan yang mengandung anak setan. Selama pemasungan, Kanthi dipaksa melewati proses yang membuatnya menjadi kuntilanak.
‘Mangkujiwo’ dibintangi juga oleh Yasamin Jasem, Karina Suwandi, Djenar Maesa Ayu, Septian Dwi Cahyo dan Samuel Rizal.
Editor: Tuty Ocktaviany