Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pramono Respons Laporan PBB Sebut Jakarta Kota Terpadat di Dunia: Salah!
Advertisement . Scroll to see content

1 Perempuan Dibunuh oleh Orang Dekat Tiap 10 Menit, PBB: Rumah Bukan Tempat Aman bagi Kaum Hawa

Kamis, 27 November 2025 - 08:27:00 WIB
1 Perempuan Dibunuh oleh Orang Dekat Tiap 10 Menit, PBB: Rumah Bukan Tempat Aman bagi Kaum Hawa
PBB mengungkap data terbaru yang mencengangkan, setiap 10 menit 1 perempuan dibunuh oleh orang dekat di dunia (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - PBB kembali menyoroti darurat kekerasan terhadap perempuan setelah laporan terbarunya mengungkap fakta mencengangkan, setiap 10 menit 1 perempuan dibunuh oleh orang dekat. Temuan gelap ini menegaskan satu hal, bagi banyak perempuan, rumah justru menjadi tempat paling berbahaya.

Laporan bersama Kantor PBB untuk Narkotika dan Kriminalitas (UNODC) dan UN Women yang dirilis Senin (24/11/2025) mencatat, sekitar 50.000 perempuan dewasa dan anak-anak dibunuh pasangan atau anggota keluarga sepanjang 2024. Pembunuhan ini termasuk kategori femisida, yakni pembunuhan berdasarkan gender.

Rumah Tempat Paling Berbahaya bagi Perempuan

PBB menegaskan, mayoritas kasus femisida justru terjadi di lingkungan yang seharusnya memberikan keamanan. Sebanyak 60 persen perempuan tewas dibunuh pasangan atau kerabat, mulai dari suami, ayah, paman, hingga saudara kandung laki-laki.

Sebaliknya, hanya 11 persen laki-laki yang dibunuh oleh orang dekat. Ketimpangan ini menunjukkan pola kekerasan berbasis gender yang sistematis dan global.

“Rumah terus menjadi tempat paling berbahaya bagi perempuan dewasa dan anak-anak,” tulis laporan tersebut, mengutip temuan yang dirangkum dari 117 negara.

Secara rata-rata, 50.000 korban itu berarti 137 perempuan dibunuh setiap hari, atau satu korban setiap 10 menit. Meski sedikit lebih rendah dibanding 2023, angka ini dinilai jauh dari mencerminkan kondisi sebenarnya karena perbedaan ketersediaan data antarnegara.

Teknologi Memperparah Kekerasan terhadap Perempuan

Laporan itu juga menyoroti peningkatan bentuk kekerasan baru akibat perkembangan teknologi. Penyebaran foto tanpa izin, doxing, hingga video deepfake menjadi ancaman tambahan yang memperburuk kerentanan perempuan, baik dewasa maupun anak-anak.

Menurut Hendricks, dunia membutuhkan regulasi yang benar-benar memahami bagaimana kekerasan terjadi di era digital.

“Kita membutuhkan penerapan undang-undang yang mengakui bagaimana kekerasan terwujud dalam kehidupan perempuan, baik online maupun offline, dan meminta pertanggungjawaban para pelaku jauh sebelum menjadi fatal,” ujarnya.

Krisis Sunyi yang Terus Berulang

Meski kampanye global untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan terus digencarkan, tragedi femisida masih merenggut puluhan ribu nyawa setiap tahun. Laporan PBB kali ini kembali membuka mata dunia bahwa perlindungan perempuan tidak bisa menunggu.

Karena bagi jutaan perempuan di berbagai penjuru dunia, ancaman terbesar justru berada di balik pintu rumah mereka sendiri.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut