Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nilai Mata Uang Hancur 800%: Sudan Masuki Jurang Hiperinflasi Tanpa Kendali
Advertisement . Scroll to see content

Bukan Hanya Bunuh Ribuan Warga, Pemberontak Sudan Perkosa Perempuan Dewasa dan Anak-Anak

Jumat, 31 Oktober 2025 - 09:37:00 WIB
Bukan Hanya Bunuh Ribuan Warga, Pemberontak Sudan Perkosa Perempuan Dewasa dan Anak-Anak
Pasukam pemerintah Sudan memerangi kelompok pemberontak RSF (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

KHARTOUM, iNews.id - Kekejaman perang saudara di Sudan mencapai titik paling mengerikan. Pasukan pemberontak Rapid Support Forces (RSF) tidak hanya membunuh ribuan warga sipil di Kota El Fasher, Provinsi Darfur, tapi juga memerkosa perempuan dewasa dan anak-anak.

Aksi brutal ini menandai salah satu tragedi kemanusiaan paling kelam sejak konflik pecah pada 2023.

Dalam laporan Jaringan Dokter Sudan, sedikitnya 1.500 warga sipil tewas dalam 3 hari akibat serangan RSF dalam upaya merebut El Fasher dari tangan pasukan pemerintah. Sementara otoritas Sudan menyebut jumlah korban tewas mencapai 2.000 orang sejak Minggu (26/10/2025).

“Para pemberontak mengeksekusi warga di sepanjang jalur pelarian dan menggerebek rumah-rumah untuk membunuh siapa pun yang mereka temukan,” demikian  pernyataan lembaga tersebut.

Eksekusi Massal hingga Pembantaian di Rumah Sakit

Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan anggota RSF menembak warga sipil yang berusaha melarikan diri.

Menurut jurnalis Al Jazeera, Hiba Morgan, pemandangan mengerikan menunjukkan para pemberontak berkeliaran di Rumah Sakit Saudi di El Fasher, lalu mengeksekusi pasien satu per satu di bangsal.

“Video terbaru dan paling meresahkan menunjukkan para pemberontak membunuh pasien di dalam rumah sakit,” kata Morgan.

Diperkirakan lebih dari 460 orang tewas di Rumah Sakit Bersalin Saudi, termasuk tenaga kesehatan dan relawan kemanusiaan.

Banyak warga yang sebelumnya mencari perlindungan di sana justru menjadi korban.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan keterkejutannya atas laporan tersebut dan menyebut situasinya sebagai “tragedi kemanusiaan yang tak terbayangkan.”

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow

Related News

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut