BOGOTA, iNews.id - Tragedi mengerikan terjadi di lembaga pemasyarakatan Kota Machala, Ekuador, akhir pekan lalu. Sebanyak 27 narapidana ditemukan tewas tergantung di dalam sel mereka, dalam peristiwa yang oleh pihak berwenang disebut sebagai bagian dari perang antar-geng mematikan di penjara.
Menurut laporan resmi lembaga pengawas penjara Ekuador, Servicio Nacional de Atención Integral a Personas Privadas de Libertad (SNAI), para korban mengalami asfiksia paksa, bukan bunuh diri. Hal itu berarti mereka digantung secara sengaja oleh sesama narapidana.
Ben Gvir Bagikan Manisan saat Parlemen Israel Setujui RUU Hukuman Mati untuk Tahanan Palestina
“Metode ini sering digunakan dalam perselisihan geng di dalam penjara Ekuador,” ujar perwakilan SNAI, dalam pernyataannya.
Dipicu Reorganisasi Geng dan Rencana Fasilitas Baru
Polisi dan Tentara Ekuador Bebaskan 136 Sipir dan Pegawai Penjara yang Disandera Napi
Pihak berwenang menduga, aksi pembunuhan massal ini berkaitan dengan reorganisasi geng menjelang pembukaan fasilitas keamanan maksimum baru yang dibangun di bawah pemerintahan Presiden Daniel Noboa. Langkah pemerintah itu diyakini mengubah keseimbangan kekuasaan antar-kelompok kriminal di dalam penjara, memicu bentrokan dan pembalasan brutal.
Selain 27 napi yang tewas digantung, empat narapidana lain juga dilaporkan tewas dan 33 orang terluka, termasuk seorang polisi, dalam bentrokan terpisah di hari yang sama.
Gawat! Gembong Narkotika Berbahaya Kabur dari Penjara, Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku