Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Memilukan, Bocah 5 Tahun Tewas Terjepit Travelator di Resor Ski Jepang
Advertisement . Scroll to see content

3 Alasan Jepang Malu Mengakui Pernah Menjajah Indonesia

Senin, 29 Agustus 2022 - 10:28:00 WIB
3 Alasan Jepang Malu Mengakui Pernah Menjajah Indonesia
Alasan Jepang malu mengakui pernah menjajah Indonesia (Foto: Pixabay)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Terkuak alasan Jepang malu mengakui pernah menjajah Indonesia. Sebagaimana yang telah diketahui, Jepang sempat menjajah Indonesia pada tahun 1942 sampai 1945.

Rentang tahun tersebut memang terbilang cukup singkat jika dibandingkan dengan masa penjajahan Belanda. Akan tetapi, Jepang justru berhasil menguasai banyak sektor di Indonesia hingga melakukan praktik kerja paksa (Romusha). 

Namun sejarah tersebut justru tidak pernah diajarkan dalam kurikulum pendidikan di Jepang, sehingga generasi muda Jepang tidak pernah mengetahuinya. Padahal, kurikulum pendidikan di Indonesia membahas sejarah kelam tersebut secara terang-terangan.

Lantas, mengapa Jepang tidak mau mengakui jika negaranya pernah menjajah Indonesia di masa lalu? Simak alasannya berikut ini.

Alasan Jepang malu mengakui pernah menjajah Indonesia

1.Jepang tidak mengenal Indonesia

Pada masa penjajahan, negara ini dulunya bernama Hindia Belanda. Nama Indonesia akhirnya resmi digunakan sebagai nama negara setelah merdeka.

Dengan pergantian nama tersebut, banyak dari veteran Jepang yang tidak mengetahui bahwa Indonesia adalah bekas jajahan negaranya di masa lampau. Tak jarang dari para veteran tersebut yang terkejut bahwa nama Indonesia dahulunya adalah Hindia Belanda.

2.Jepang menganggapnya sebagai aib

Saat menjajah Indonesia, Jepang mengalami kekalahan terhadap negara sekutu dan Amerika Serikat. Dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki bahkan berhasil diluluh lantakkan oleh bom atom milik Amerika Serikat pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 atau menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Dari peristiwa tersebut, setidaknya 214.000 orang dinyatakan meninggal dunia dengan kondisi kota yang porak poranda. Oleh karena itu, Jepang ingin menutup rapat sejarah kelam tersebut.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut