5 Bulan Bertempur, Akhirnya Filipina Hentikan Operasi Militer di Marawi
MANILA - Pemerintah Filipina, Senin (23/10/2017), akhirnya menyatakan bahwa Marawi sudah dibebaskan sepenuhnya dari penguasaan kelompok militan Abu Sayyaf. Pengumuman ini menandai berakhirnya operasi militer yang sudah berlangsung selama lima bulan antara militer Filipina dengan kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS itu.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan, operasi militer dihentikan setelah tentara terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata di beberapa bangunan di jantung Kota Marawi.
"Tidak ada lagi militan di Marawi," kata Lorenzana, di sela pertemuan para menteri pertahanan regional, di Clark, Filipina, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Sementara itu, hingga Senin pagi masih terdengar suara tembakan dan tembakan arteleri di Kota Marawi. Saat dikonfirmasi, juru bicara militer Mayor Jenderal Restituto Padilla, menjelaskan bahwa memang masih ada suara tembakan tapi dia memastikan tidak ada lagi teroris yang tersisa.
Menurut Padilla, pihaknya tetap memberi kesempatan kepada kelompok bersenjata untuk menyerah, tapi mereka menolak. Bersama para korban tewas dalam baku tembak terakhir itu adalah dua istri dari para militan.
Kepala Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Ano mengatakan, setidaknya 42 mayat kelompok militan ditemukan pada hari ini. Jenazah ditemukan di dua bangunan serta sebuah masjid.
Militer Filipina semakin gencar memukul kelompok militan setelah Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok militan Maute, tewas dalam sebuah serangan pada pekan lalu. Selain itu, tokoh lain Omar Maute serta seorang warga Malaysia yang disebut-sebut sebagai penyandang dana kelompok militan Filipina, Mahmud Ahmad, juga tewas dalam serangan berbeda.
Meski operasi militer dihentikan, namun senam batalion tetap disiagakan di Marawi untuk memastikan suasana tetap kondusif.
Editor: Anton Suhartono