Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Yamaha Aerox Listrik Rilis! Sekali Ngecas Bisa Tempuh 106 Km
Advertisement . Scroll to see content

5 Fakta Penyakit Misterius Tewaskan Puluhan Orang di India, Mirip Demam Berdarah

Kamis, 02 September 2021 - 20:21:00 WIB
5 Fakta Penyakit Misterius Tewaskan Puluhan Orang di India, Mirip Demam Berdarah
Penyakit misterius di India menewaskan 50 orang, sebagian besar anak-anak (Foto: BBC)
Advertisement . Scroll to see content

4. Dugaan Selain Demam Berdarah

Penilaian bahwa penyakit misterius yang membunuh puluhan anak-anak itu adalah demam berdarah, masih perlu penelitian lebih lanjut. Demam misterius memang kerap terjadi di India, terutama setelah musim hujan. Beberapa penyakit yang selama ini menyebabkan kematian di India antara lain scrub typhus, Japanese ensefalitis, leptospirosis, dan chikungunya.

Sayangnya belum ada penelitian berkelanjutan untuk mengungkap penyebab kematian dari satu kasus ke yang lainnya. Oleh karena itu kematian dari penyebab misterius terus terjadi.

"Jika kita tidak menyelidiki dengan benar dan rutin, banyak hal akan tetap menjadi misteri," kata seorang ahli virus India, dikutip dari BBC.

5. Sanitasi Buruk

Uttar Pradesh merupakan wilayah berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa. Masalah sanitasi yang buruk menjadi pemicu masalah kesehatan di wilayah ini. Selain itu anak-anak di wilayah ini banyak yang mengalami gizi buruk. Kondisi diperparah dengan layanan kesehatan yang tidak merata.

Setelah musim hujan,  kasus penyakit yang tak diketahui pemicunya muncul. Namun belum jelas apakah demam berdarah saja yang bertanggung jawab atas banyaknya kasus kematian di Uttar Pradesh.

Hampir 100 juta kasus demam berdarah parah, ditandai dengan pendarahan hebat dan gangguan organ, terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kombinasi dari pandemi Covid dan epidemi demam berdarah sangat membahayakan.

"Dampak gabungan dari Covid-19 dan epidemi demam berdarah berpotensi menyebabkan konsekuensi yang menghancurkan bagi populasi yang berisiko," bunyi pernyataan WHO.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut