JAKARTA, iNews.id - Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat bertemu Ratu Elizabeth II. Hal-hal tersebut dilakukan agar tidak dianggap kasar atau menyinggung perasaan sang Ratu.
Sebenarnya tidak ada aturan khusus saat bertemu Keluarga Kerajaan Inggris, namun kebanyakan orang ingin mematuhi norma-norma tradisional yang berlaku di lingkungan kerajaan.
Lantas, apa saja hal yang tidak boleh dilakukan jika bertemu Ratu Elizabeth II?
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan saat Bertemu Ratu Elizabeth II
1. Menyentuh Ratu Elizabeth II
Dalam protokol kerajaan disebutkan bahwa siapapun yang bertemu Ratu Elizabeth untuk pertama kalinya harus menunggu sang Ratu mengulurkan tangannya terlebih dahulu.
Menolak Undangan Ratu Elizabeth untuk Tampil di Platinum Jubilee, Ini Alasan Adele dan Harry Styles
Aturan ini sebenarnya sudah ada sejak masa abad pertengahan. Meski sudah tidak seketat dulu, aturan ini masih tetap berlaku hingga hari ini.
2. Tidak Membungkuk
Curtsy merupakan cara menyapa yang umum di kalangan para bangsawan. Hal ini juga untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang statusnya lebih tinggi.
Curtsy sendiri adalah gerakan menekuk lutut yang dilakukan dengan posisi satu kaki di belakang. Meski dianggap sopan, warga biasa tidak diwajibkan melakukan gerakan curtsy ini dan sebagai gantinya kamu bisa membungkuk sedikit saat berhadapan dengan Ratu Elizabeth II.
3. Memulai Obrolan
Saat bertemu Ratu Elizabeth II, kamu juga tidak diperkenankan untuk memulai pembicaraan dengan sang ratu. Kamu harus menunggu Ratu Elizabeth II menyapa dan memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Dikutip dari BBC, pakar etiket Debrett menjelaskan bahwa tamu kehormatan Kerajaan Inggris biasanya duduk di sebelah kanan Ratu.
Aturannya adalah Ratu Elizabeth II akan berbicara dengan tamu tersebut selama jamuan makan malam pertama. Kemudian ia akan mengalihkan perhatian ke orang di sebelah kirinya.
Masalah Kesehatan, Ratu Elizabeth Absen di Kebaktian Jumat Perayaan 70 Tahun Kenaikan Takhta
Kamu juga dilarang memotong pembicaraan Ratu dan biarkan ia mendominasi pembicaraan.
Editor : Komaruddin Bagja