5 Pelanggaran Gencatan Senjata Israel di Gaza yang Bikin Hamas Tunda Bebaskan Sandera
ANKARA, iNews.id - Israel melakukan beberapa pelanggaran gencatan senjata di Jalur Gaza yang membuat Hamas memutuskan untuk menunda pembebasan sandera. Gencatan senjata tahap pertama telah berlangsung 24 hari, yakni sejak 19 Januari hingga 12 Februari 2025.
Di periode itu Israel telah membunuh hampir 100 warga Gaza di berbagai wilayah utara dan selatan, termasuk di antaranya anak-anak.
Pelanggaran tersebut meliputi serangan militer yakni penembakan dan serangan udara, pengawasan intensif, mencegah bantuan, serta pelanggaran atas hak-hak tahanan Palestina.
Seorang sumber mengatakan kepada Anadolu, Israel telah melakukan 269 pelanggaran protokol kemanusiaan yang juga tercantum dalam kesepakatan gencatan senjata.
Secara keseluruhan ada lima jenis pelanggaran yang dilakukan Israel, sebagaimana disampaikan sumber pejabat yang meminta namanya tak dipublikasikan itu, kepada kantor berita Anadolu.
Sumber tersebut mengatakan, kendaraan militer Israel kerap melintasi garis batas yang disepakati di sepanjang Koridor Philadelphia yang terbentang di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir di Rafah.
Selain itu jet tempur dan pesawat pengintai Israel berulang kali terbang di atas Gaza, meskipun ada periode larangan terbang yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
Militer Israel juga melakukan 29 kali serangan, sebagian besar di wilayah perbatasan Rafah. Selain itu ada sembilan insiden penembakan dan penargetan langsung mengincar daerah permukiman dan fasilitas umum.
Pelanggaran paling menonjol termasuk penundaan pembebasan tahanan Palestina selama 6 jam yang tidak bisa dibenarkan. Itu terjadi saat pembebasan tahanan Palestina gelombang ketiga, selain beberapa kasus penyerangan fisik.
Beberapa tahanan dipindahkan ke Gaza tanpa persetujuan atau koordinasi sebelumnya, praktik yang telah terjadi beberapa kali.
Pelanggaran lebih lanjut termasuk penundaan dalam memberikan daftar 400 tahanan yang dijadwalkan untuk dibebaskan.
Sumber itu menambahkan, di antara pelanggaran utama, otoritas Israel membatasi masuknya truk tangki bahan bakar menjadi kurang dari 25 per hari, padahal dalam kesepakatan sebanyak 50 truk. Impor bahan bakar juga diblokir dan pasokan untuk tim pertahanan sipil dan kota ditahan.
Dari 200.000 tenda yang disepakati, hanya 53.147 yang telah memasuki Gaza dan tidak ada tempat penampungan prefabrikasi yang diizinkan masuk.
Israel juga memberlakukan pembatasan pada bantuan kemanusiaan Turki, melarang truk memasuki Gaza kecuali jika mereka melepas label yang menampilkan bendera Turki.
Israel tetap menutup Jalan Al Rashid melebihi batas waktu yang disepakati, mencegah pengoperasian pembangkit listrik Gaza, dan memblokir masuknya alat-alat berat untuk pemeliharaan infrastruktur.
Pembatasan lainnya termasuk melarang masuknya ternak dan pakan ternak.
Israel telah menghalangi transfer uang tunai ke bank dan menolak mengganti uang kertas yang sudah usang.
Tokoh politik Israel terus membuat pernyataan yang mengadvokasi relokasi warga Gaza, mencerminkan kurangnya komitmen terhadap gencatan senjata.
Pemerintah Israel juga menunda pembicaraan gencatan senjata tahap kedua dengan mengajukan syarat baru yang tidak realistis.
"Meskipun ada tekanan internasional terhadap Israel untuk menegakkan komitmennya, situasi saat ini menunjukkan bahwa Israel memberlakukan persyaratan baru," kata sumber tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata tiga fase berlaku di Gaza sejak 19 Januari. Pada fase pertama gencatan senjata, yakni berlangsung selama 42 hari, 33 sandera Israel akan dibebaskan dengan imbalan sekitar 1.000 tahanan Palestina.
Pertukaran tahanan gelombang keenam Israel-Hamas seharusnya dijadwalkan Sabtu ini, namun Hamas menundanya.
Editor: Anton Suhartono