Abu Bakar Al Baghdadi Tewas, Inikah Pemimpin Baru ISIS?
WASHINGTON, iNews.id - Kelompok ISIS dilaporkan telah menunjuk pemimpin baru setelah kematian pemimpin sebelumnya, Abu Bakar Al Baghdadi. Al Baghdadi tewas setelah meledakkan rompi bom bunuh diri saat dikepung pasukan khusus Amerika Serikat (AS) di Idlib, Suriah, Sabtu (26/10/2019).
Dilaporkan Newsweek, Senin (28/10/2019), ISIS atau Daesh menunjuk Abdullah Qardash alias Hajji Abdullah Al Afari sebegai pengganti Al Baghdadi.
Qardash sebelumnya dinominasikan oleh Al Baghdadi untuk menjalankan "urusan Muslim" ISIS dan selanjutnya akan mengambil alih posisi pemimpin.
Tidak banyak yang diketahui tentang Qardash selain bahwa dia adalah mantan perwira militer Irak yang pernah bertugas di bawah kepemimpinan almarhum pemimpin Irak Saddam Hussein.
Presiden Donald John Trump mengonfirmasi kematian Al Baghdadi dalam operasi pasukan khusus AS di Provinsi Idlib, Suriah, Minggu dini hari. Dia tewas setelah meledakkan rompi bom bunuh diri dalam operasi yang dilancarkan pasukan AS.
Menurut seorang pejabat intelijen regional yang berbicara dalam kondisi anonim, peran Al Baghdadi sebagai pemimpin ISIS sebagian besar bersifat simbolis pada saat kematiannya.
"Baghdadi adalah tokoh. Dia tidak terlibat dalam operasi atau sehari-hari," kata pejabat intelijen tersebut, seperti dikutip Newsweek.
"Yang dilakukan Baghdadi hanyalah mengatakan ya atau tidak, tidak merencanakan," ujarnya.
Saat mengumumkan kematian sang pemimpin ISIS, Trump menyebut Al Baghdadi meledakkan diri menggunakan rompi bom saat posisinya terjepit di sebuah terowongan bawah tanah. Bersama Al Baghdadi, tiga anaknya ikut menjadi korban.
"Tubuhnya hancur akibat ledakan. Terowongan telah runtuh menimpa di atasnya. Namun hasil tes memberikan identifikasi langsung dan benar-benar positif, itu dia (Al Baghdadi)," kata Trump, di Gedung Putih, Minggu (27/10/2019).
Trump juga mengklaim bahwa Al Baghdadi terpojok oleh pasukan AS dalam suasana ketakutan. Menurut dia, Al Baghdadi sempat melarikan diri, namun terjebak di terowongan yang buntu.
Editor: Nathania Riris Michico