Ada Penularan Covid Varian Baru Inggris, Presiden Duterte Batal Izinkan Anak-Anak Keluar Rumah
MANILA, iNews.id - Filipina telah mengonfirmasi penularan varian baru Covid-19 varian baru asal Inggris di kalangan domestik negara itu. Galur baru virus itu diketahui sangat mudah menyebar.
Kondisi tersebut mendorong Presiden Rodrigo Duterte membatalkan wacana membolehkan kelompok anak di bawah umur untuk keluar rumah. Duterte mengatakan, dia telah membatalkan rencana untuk mengizinkan anak-anak berusia 10-14 tahun di daerah berisiko rendah untuk pergi ke luar rumah mulai 1 Februari mendatang.
"Saya takut ketegangan baru ini menyerang anak-anak kecil. Saat ini mereka bisa merekatkan perhatian mereka di TV sepanjang hari," ujar Duterte, dikutip dari Reuters, Selasa (26/1/2021).
Filipina, yang telah memberlakukan beberapa langkah pembatasan aktivitas, termasuk larangan perjalanan internal, sejak Maret 2020 secara resmi telah melarang anak di bawah umur meninggalkan rumah.
Kementerian Kesehatan Filipina mengatakan Covid varian baru asal Inggris yang dinamakan B117 telah menyebar di antara 12 orang di Kota Bontoc, sama dengan 17 kasus serupa sebelumnya. Kasus pertama penularan virus corona varian Inggris itu ditemukan pada seorang warga Filipina yang melakukan perjalanan dari Uni Emirat Arab (UEA).
“Saat ini, kami memiliki penularan lokal, di mana kasus-kasus dengan varian baru ini telah menginfeksi komunitas masyarakat, para keluarga,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Filipina, Maria Rosario Vergeire.
Pemerintah Filipina awalnya berharap pelonggaran pembatasan pada anak-anak dapat meningkatkan aktivitas ekonomi. Saat ini hampir 515.000 kasus virus corona dan lebih dari 10.200 kematian tercatat di Filipina, yang menjadi salah satu negara yang terkena dampak pandemi terparah di Asia.
Negara-negara di dunia tengah berjuang melawan penyebaran B117. Meskipun telah ada larangan perjalanan hingga lockdown atau karantina wilayah yang diperketat di banyak negara, virus tersebut tetap mengkhawatirkan karena tidak hanya lebih mudah menular, namun juga lebih mematikan.
Editor: Ahmad Islamy Jamil