Adolf Hitler Menang dalam Pemilu Namibia, Begini Kisahnya

WINDHOEK, iNews.id - Seorang politikus di Nambibia bernama Adolf Hitler menenangkan kursi parlemen dalam pemilu belum lama ini. Mengusung nama yang sama dengan sang pemimpin Nazi Jerman, Hitler bahkan meraih 85 persen suara.

Dia meyakinkan tidak punya hubungan dengan ideologi Nazi, meski memiliki nama sama dengan sang diktator yang meninggal pada 1945. Nama lengkapnya adalah Adolf Hitler Uunona. Namibia merupakan negara bekas jajahan Jerman.

Baca Juga

Kesepakatan Tercapai, Otoritas Palestina dan Tim Uni Eropa Kelola Penyeberangan Rafah

Hitler memenangkan kursi parlemen melalui partai berkuasa, Organisasi Rakyat Afrika Barat Daya (Swapo). Partai tersebut sudah berkuasa di Namibia sejak negara itu terbebas dari apartheid pada 1990-an.

Meskipun sudah merdeka, Namibia masih mempertahankan istilah warisan Jerman, seperti jalan, bangunan, bahkan nama orang.

Baca Juga

Joe Biden Kecam Pertemanan Trump dan Kim Jong Un, Samakan Pemimpin Korut dengan Hitler

Namibia juga memiliki komunitas berbahasa Jerman. Setiap tahun negara itu dikunjungi sekitar 120.000 pelancong Negeri Panzer.

"Ayah menamai saya dengan pria ini. Dia mungkin tidak mengerti apa arti Adolf Hitler," kata Hitler, kepada surat kabar Jerman Bild.

Baca Juga

Kapal Perang Nazi yang Tenggelam 80 Tahun Lalu Ditemukan Secara Tak Sengaja

"Saat masih anak-anak, saya menandangnya sebagai nama yang normal. Baru saat remaja, saya baru paham pria ini ingin menaklukkan seluruh dunia," tuturnya.

Untuk menghindari kesalahpahaman, dia biasa dipanggil Adolf seperti dilakukan sang istri. Hitler juga biasa menggunakan nama Adolf Uunona.

Ada niatan untuk mengganti nama, namun sudah terlambat karena telanjur terdata di dokumen resmi kependudukan.

Hitler memperoleh 1.196 suara dalam pemilihan merebutkan kursi di parlemen daerah Oshana, menang telak atas pesaingnya yang hanya memeroleh sekitar 200 suara.

Berbeda dengan sang pemimpin Nazi, Hitler Namibia terjun ke politik untuk niat mulia. Awalnya dia bergabung dengan barisan pejuang anti-apartheid melalui Swapo.

"Bahwa saya memiliki nama ini, bukan berarti ingin menaklukkan Oshana," ujarnya.

Editor: Anton Suhartono