TEHERAN, iNews.id – Mahmoud Ahmadinejad menggambarkan Arab Saudi dan Iran sebagai “saudara dan tetangga”. Mantan presiden Iran itu pun mengatakan, kedua negara memiliki lebih banyak kesamaan untuk bersatu daripada perbedaan yang membuat mereka berseteru.
“Saya menganggap persaingan antara Arab Saudi dan Iran berbahaya bagi kepentingan kedua belah pihak. Kami adalah saudara dan tetangga, dan kesamaan di antara kami puluhan kali lebih besar daripada perbedaannya,” kata Ahmadinejad kepada Alarabiyah dalam wawancara khusus, Senin (14/6/2021).
Seteru China vs Jepang Memanas, Ini Perbandingan Kekuatan Militernya
Menurut dia, Teheran dan Riyadh harus bekerja sama bersama untuk mengelola kawasan Timur Tengah.
Selama wawancara eksklusifnya dengan presenter berita Alarabiyah, Ahmadinejad juga menyerukan pembentukan serikat regional di Timur Tengah yang mirip dengan Uni Eropa. Dia mencatat bahwa Eropa berjuang untuk waktu yang lama sebelum akhirnya bisa bersatu untuk kepentingan rakyat mereka.
Misterius, 2 Kapal Perang Iran Berlayar melalui Atlantik ke Tujuan Tak Diketahui
“Kekuatan-kekuatan internasional berusaha menguasai kawasan (Timur Tengah) yang kaya akan energi dan budaya. Mereka ini menciptakan masalah di kawasan ini dengan tujuan untuk mengendalikannya,” ucap Ahmadinejad.
Dia menuturkan, tidak ada ruang bagi satu kekuatan untuk mendominasi kemampuan kawasan Timur Tengah. “Almarhum Presiden Irak Saddam Hussein ingin menjadi yang paling penting di kawasan ini. Tetapi dia menghadapi banyak masalah,” ujarnya.
Rusia Akan Pasok Satelit Canggih untuk Iran, Bisa Deteksi Pangkalan Militer Israel
Ahmadinejad mengatakan, selama menjadi presiden Iran, dia bekerja sama dengan Arab Saudi lebih dari sekali untuk menaikkan harga minyak pada 2012. Selama masa jabatannya itu pula, tidak ada ancaman timbal balik antara Riyadh dan Teheran.
Irak Bebaskan Komandan Milisi yang Bersekutu dengan Iran, Ini Sebabnya
“Cakupan kerja sama antara Iran dan Arab Saudi selalu dapat diperluas untuk mengontrol keamanan di Perairan Teluk, dan untuk memecahkan masalah yang luar biasa di Yaman, Afghanistan, dan Suriah. Semua masalah ini dapat diselesaikan melalui pemahaman dan kerja sama,” katanya.
Musim panas lalu, Ahmadinejad dilaporkan menghubungi Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS), dengan surat penawaran untuk bekerja sama di Yaman, meskipun ada sejarah ketegangan antara kedua negara. Ahmadinejad kala itu menawarkan untuk mengoordinasikan gencatan senjata di Yaman.
Menhan AS dan Pangeran Saudi MBS Berbincang lewat Telepon, Ada Apa?
Media AS, New York Times, mengaku menerima salinan surat dari kantor Ahmadinejad. Kepada Alarabiyah, mantan presiden itu pun membenarkan bahwa dia memang mengirim surat itu kepada MBS.
“Saya tahu bahwa Yang Mulia (MBS) tidak bahagia dengan situasi (Yaman) saat ini, banyak orang tak berdosa yang sekarat dan terluka setiap hari, serta infrastruktur yang rusak,” tulis Ahmadinejad secara pribadi dalam surat yang ditandatangani dengan nama “saudaramu, Mahmoud Ahmadinejad.”
Ahmadinejad sebelumnya mendaftar untuk mencalonkan diri lagi dalam Pemilu Presiden Iran yang bakal digelar pada 18 Juni ini. Akan tetapi, namanya didiskualifikasi oleh Dewan Garda Revolusi Iran.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku