Akhirnya AS Lanjutkan Uji Coba Vaksin Covid-19 AstraZeneca dan J & J
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat melanjutkan kembali uji coba klinis dua vaksin Covid-19 yakni milik AstraZeneca dan Johnson & Johnson. Uji coba kedua vaksin itu dihentikan menyusul adanya relawan yang sakit setelah diinjeksi.
AstraZeneca mengumumkan uji coba kandidat vaksin Covid-19 di AS telah dilanjutkan. AS merupakan negara terakhir yang melanjutkan uji coba vaksin AstraZeneca setelah muncul laporan kasus relawan sakit 6 pekan lalu.
"Badan pengawas obat dan makanan (FDA) hari ini mengesahkan dimulainya kembali di AS, menyusul dimulainya kembali uji coba di negara lain dalam beberapa pekan terakhir," demikian pernyataan perusahaan farmasi asal Inggris itu, dikutip dari AFP, Sabtu (24/10/2020).
Uji coba vaksin AstraZeneca, hasil kerja sama dengan Universitas Oxford, ditangguhkan di seluruh dunia sejak 6 September. Namun tak butuh waktu lama bagi beberapa negara untuk melanjutkannya kembali, seperti Inggris, Afrika Selatan, Brasil, dan Jepang.
Hasil penyelidikan independen menyebutkan, sakit yang dialami relawan tidak terkait dengan vaksin.
"FDA meninjau semua data keamanan dari uji coba secara global dan menyimpulkan aman untuk melanjutkan uji coba," kata AstraZeneca.
Perusahaan berharap mendapatkan hasil uji coba pada akhir tahun ini, namun itu bergantung pada tingkat infeksi di komunitas tempat uji klinis dilakukan.
Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca merupakan salah satu yang paling menjanjikan di dunia untuk memerangi pandemi.
Ini merupakan salah satu dari 10 kandidat vaksin yang sedang menjalani uji coba tahap akhir atau Fase 3 melibatkan puluhan ribu relawan di seluruh dunia.
Selain AstraZeneca, dua kandidat lain yang bersaing mendapatkan lampu hijau dari FDA adalah Pfizer dan Moderna. Keduanya berharap mendapatkan persetujuan bulan depan.
Tak lama setelah pengumuman AstraZeneca, Johnson & Johnson bersiap melanjutkan perekrutan relawan untuk uji coba paralel yang juga ditangguhkan sejak pekan lalu.
"Setelah dilakukan evaluasi menyeluruh atas peristiwa medis serius yang dialami seorang peserta studi, tidak ada penyebab jelas yang diidentifikasi," kata perusahaan.
J & J tidak menemukan bukti bahwa kandidat vaksin Covid-19 sebagai penyebab sakit tersebut.
Editor: Anton Suhartono