Aksi Unjuk Rasa di Cile, 5 Orang Ditemukan Tewas di Pabrik yang Sengaja Dibakar
Seiring dengan keputusan itu, ribuan tentara dikerahkan ke jalan-jalan. Ini merupakan pengerahan pasukan besar-besaran pertama kali sejak pemerintahan diktator Augusto Pinochet yang memimpin pada 1974-1990.
"Demokrasi tidak hanya memiliki hak, dia juga memiliki kewajiban untuk mempertahankan diri menggunakan semua instrumen yang disediakan oleh demokrasi itu sendiri, dan supremasi hukum (ditegakkan) untuk memerangi mereka yang ingin menghancurkannya," kata Pinera.
Pihak berwenang melaporkan, 103 insiden serius terjadi di seluruh Cile dengan 1.462 orang ditahan, di mana 614 di antaranya berada di Santiago dan 848 di kota lain.
Para pengunjuk rasa membakar bus, merusak stasiun metro, merobohkan lampu lalu lintas, mengobrak-abrik dan menjarah toko, serta bentrok dengan polisi anti huru hara.
Aksi unjuk rasa dipicu keputusan pemerintah menaikkan tarif metro pada Jumat, di saat warga menyatakan kemarahan atas kesenjangan sosial yang semakin parah akibat penerapan sistem ekonomi liberal oleh pemerintah.
Pada Sabtu, Pinera mengumumkan penundaan kenaikan ongkos transportasi. Dia mengakui bahwa demonstran memiliki alasan yang tepat untuk turun ke jalan, seraya meminta mereka untuk menyampaikan pendapat secara damai.
Namun seruan tersebut gagal mencegah kerusuhan dan penjarahan lebih lanjut, tidak hanya di Santiago tapi juga kota lain seperti Valparaiso dan Concepcion, di mana keadaan darurat juga diberlakukan.
Editor: Anton Suhartono