Amerika Bakal uji Coba Senjata Nuklir, Ini Komentar Pedas Iran
TEHERAN, iNews.id - Iran mengecam keras rencana Amerika Serikat (AS) untuk menguji coba senjata nuklir. Presiden AS Donald Trump pada Rabu (29/10/2025) memerintahkan Departemen Pertahanan (Pentagon) segera menguji coba senjata nuklir karena menganggap negara lain melakukan hal serupa.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi menyebut rencana tersebut sebagai kemunduran dan tidak bertanggung jawab.
"Setelah mengubah nama 'Departemen Pertahanan' menjadi 'Departemen Perang', seorang pengganggu (AS) bersenjata nuklir melanjutkan uji coba senjata atom," kata Araghchi, dalam posting-an di media sosial X, dikutip Jumat (31/10/2025).
Dia mengungkit kembali perlakuan AS terhadap program nuklir damai Iran. Bahkan AS melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni lalu.
"Pengganggu yang sama menjelek-jelekkan program nuklir damai Iran dan mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut terhadap fasilitas nuklir kami yang dijaga ketat, semuanya merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional," ujarnya.
Perintah Trump itu kemungkinan besar sebagai respons atas uji coba dua senjata Rusia yang menggunakan tenaga nuklir, yakni rudal jelajah Burevestnik dan drone torpedo Poseidon. Meski keduanya memiliki kemampuan membawa hulu ledak nuklir, uji coba tersebut tidak menggendong bom nuklir.
Trump mengecam uji coba rudal Burevestnik dengan mengecam Rusia. Dia menyayangkan uji coba tersebut hanya mempertajam perselisihan, bukan membuat situasi di Ukraina semakin membaik.
"Ngomong-ngomong, saya rasa itu juga bukan hal pantas bagi Putin. Anda seharusnya mengakhiri perang. Perang yang seharusnya berlangsung selama satu minggu kini akan memasuki tahun keempat. Itulah yang seharusnya Anda lakukan ketimbang menguji coba rudal," ujarnya.
Burevestnik diuji coba sejauh 14.000 km. Putin memuji sejata itu sebagai produk unik, yang tidak ada yang bisa menyaingi di dunia.
Editor: Anton Suhartono