SANAA, iNews.id - Amnesty International menyatakan, perang yang menghancurkan Yaman sangat berdampak khususnya bagi sekitar 4,5 juta orang penyandang disabilitas di negara tersebut.
Kelompok HAM yang berkantor di London itu meminta para donor, kelompok bantuan, dan badan-badan PBB mengambil langkah untuk lebih membantu orang-orang penyandang cacat di pusat-pusat pengungsi.
Xi Jinping Bercanda Akan Mematai-matai Presiden Korea Selatan setelah Beri 2 Hadiah Ponsel
"Perang Yaman ditandai oleh pengeboman yang tidak sah, pengungsian, dan kelangkaan layanan dasar, membuat banyak orang berjuang bertahan hidup," kata Rawya Rageh, penasihat senior krisis di Amnesty, seperti dilaporkan AFP, Selasa (3/12/2019).
Konflik antara pasukan pemerintah yang didukung Arab Saudi dan pemberontak Houthi yang didukung Iran berkecamuk sejak 2015. Perang itu memicu apa yang oleh PBB disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Amnesty International melaporkan, banyak penyandang cacat yang terpaksa melarikan diri dari kekerasan harus meninggalkan tongkat penyangga (kruk) atau kursi roda mereka dalam kekacauan perang.
Kasus terburuk adalah para penyandang cacat yang justru ditinggalkan oleh keluarga mereka sewaktu mereka harus melarikan diri dari rumahnya, menurut laporan itu.
Laporan yang diterbitkan pada Hari Penyandang Cacat Internasional itu mendokumentasikan pengalaman 53 perempuan, laki-laki, dan anak-anak dengan tingkat disabilitas yang beragam.
Editor: Nathania Riris Michico
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku