Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jepang Keluarkan Peringatan Megaquake Advisory, Amankah untuk Wisata?
Advertisement . Scroll to see content

Angka Kelahiran di Jepang Jatuh ke Titik Rekor Terendah

Rabu, 28 Februari 2024 - 12:15:00 WIB
Angka Kelahiran di Jepang Jatuh ke Titik Rekor Terendah
Sejumlah bayi dirawat oleh perawat di Futaba Baby Home di Tokyo, Jepang, 21 Juni 2016. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

TOKYO, iNews.idAngka kelahiran di Jepang turun ke titik terendah baru pada 2023. Menurut data pemerintah setempat, negeri sakura juga mencatat angka kematian dua kali lebih banyak dibandingkan bayi yang baru lahir.

Data yang sama juga menunjukkan, angka pernikahan di Jepang berada pada titik terendah sejak 1933. Angka-angka tersebut menyoroti tantangan demografis yang begitu dramatis yang dihadapi Jepang dewasa ini. 

Negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia itu juga mengalami kekurangan tenaga kerja dan penyediaan layanan kesehatan bagi satu dari 10 penduduknya yang kini berusia di atas 80 tahun.

Angka kelahiran pada 2023 turun selama delapan tahun berturut-turut, menjadi 758.631 jiwa, atau turun sebesar 5,1 persen, menurut data awal yang dirilis pada Selasa (27/2/2024). Sementara jumlah kematian tercatat sebanyak 1.590.503 jiwa, lebih dari dua kali lipat angka kelahiran tersebut. Dengan kata lain, secara keseluruhan, jumlah penduduk Jepang menurun sebesar 831.872 jiwa.

Menurut pejabat Kementerian Kesehatan Jepang, kelahiran di negara itu mencapai puncaknya pada periode “ledakan bayi” pascaperang antara 1947 dan 1949. Pada masa itu, ada lebih dari 2,5 juta orang lahir setiap tahun di Jepang.

“Selama ledakan bayi kedua antara 1971 dan 1974, jumlah kelahiran tahunan mencapai sekitar 2 juta jiwa,” kata pejabat itu kepada AFP.

Pada 2023, Jepang mencatat 489.281 pernikahan. Jumlah itu turun 5,9 persen dari tahun sebelumnya dan pertama kali jumlahnya berada di bawah setengah juta.

Jumlah tersebut menjadi yang terendah sejak 1933, ketika negeri samurai mencatat sebanyak 486.058 pasangan menikah. Pada saat itu, populasi Jepang masih berjumlah sekitar 70 juta jiwa dibandingkan dengan sekitar 124 juta jiwa saat ini.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut