Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Jajal KRL Buatan China dari Manggarai jelang Resmikan Stasiun Tanah Abang Baru
Advertisement . Scroll to see content

Angka Kematian Virus Korona Tembus 1.000, Para Pejabat Senior China Disingkirkan

Selasa, 11 Februari 2020 - 16:16:00 WIB
Angka Kematian Virus Korona Tembus 1.000, Para Pejabat Senior China Disingkirkan
Penangangan wabah virus korona oleh pihak berwenang China menuai kritik. (FOTO: AFP/GETTY IMAGES)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - China menyingkirkan beberapa pejabat senior setelah jumlah korban yang meninggal dunia setelah terjangkiti virus baru korona tipe baru menembus angka 1.000.

Sekretaris partai untuk Komisi Kesehatan Hubei dan ketua komisi itu termasuk di antara mereka yang kehilangan jabatan.

Mereka merupakan pejabat paling senior yang akan diturunkan pangkatnya sejauh ini.

Wakil direktur Palang Merah setempat juga dicopot dari jabatannya dengan alasan kelalaian dalam bertugas terkait penanganan virus.

Pada Senin (10/2/2020), sekitar 103 orang meninggal dunia di Provinsi Hubei. Angka itu merupakan rekor tertinggi dalam catatan harian.

Jumlah kematian di seluruh China kini mencapai 1.016 orang.

Namun, jumlah kasus infeksi baru secara nasional turun hampir 20 persen dari hari sebelumnya, yakni dari 3.062 menjadi 2.478.

Komisi kesehatan di Hubei mengonfirmasi 2.097 kasus baru di provinsi itu pada Senin (10/2/2020). Angka itu turun dari 2.618 kasus dari hari sebelumnya.

Menurut media pemerintah, ada ratusan pemecatan, investigasi dan peringatan di seluruh Hubei dan provinsi lain sepanjang periode wabah.

Namun, penghapusan dari suatu jabatan tertentu -walaupun dianggap sebagai kecaman- tidak selalu berarti orang tersebut akan dipecat. Ada kemungkinan langkah yang diambil hanya sejauh penurunan pangkat.

Selain jabatan mereka yang dicabut, para pejabat juga dapat dihukum oleh Partai Komunis yang berkuasa.

Sebagai contoh, wakil kepala Palang Merah, Zhang Qin, diberi peringatan serius intra-Partai dan juga penurunan serius secara administratif", menurut laporan media pemerintah.

Pada awal bulan ini, wakil kepala biro statistik Wuhan dihentikan dari jabatannya dan diberi "peringatan serius intra-Partai dan juga penurunan serius secara administratif" karena melanggar peraturan terkait distribusi masker wajah".

Kepala Komisi Kesehatan Huanggang, kota di Provinsi Hubei yang mengalami dampak kedua paling parah setelah Wuhan, juga kehilangan jabatannya.

Dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang China semakin dikritik mengenai cara mereka menangani krisis.

Kematian seorang dokter yang memberi peringatan dan ditekan oleh pihak berwenang memicu kemarahan publik.

China kini mengirim tim dari badan antikorupsi tertinggi ke Hubei untuk menyelidiki perawatan Dr Li oleh polisi.

Saat ini ada lebih dari 42.200 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China, dalam krisis kesehatan masyarakat paling parah di negara itu sejak wabah Sars pada 2002-2003.

Komisi kesehatan Hubei menyatakan, provinsi itu mencatat 31.728 kasus dengan 974 kematian pada akhir Senin -tingkat kematian berada di 3 persen.

Lebih dari tiga perempat kematian terjadi di ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan, pusat wabah terjadi. Kota yang dihuni oleh 11 juta orang itu menjalani isolasi selama berminggu-minggu.

Tim dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tiba di China pada Senin kemarin untuk bekerja sama dengan pejabat China.

Tim itu dipimpin oleh Bruce Aylward, yang juga berpengalaman mengawasi penanganan oleh WHO sepanjang 2014-2016 terhadap epidemi Ebola di Afrika Barat.

Dalam kemunculan publik yang langka di tengah wabah, Presiden China Xi Jinping pada Senin juga mengunjungi tenaga kesehatan di Beijing yang merawat pasien yang terinfeksi jenis baru virus corona.

Xi Jinping mengenakan masker saat bertemu dengan para tenaga medis di Beijing. Namun, dia masih belum berkunjung ke Wuhan.

Presiden Xi mendesak langkah-langkah yang lebih tegas untuk memerangi virus.

"Kita harus memiliki keyakinan bahwa kita pada akhirnya akan memenangkan pertempuran melawan epidemi ini," kata dia, seperti dilaporkan BBC.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut