Aparat Keamanan Myanmar Brutal, Sedikitnya 18 Demonstran Tewas Ditembak
Dua orang juga tewas di Kota Mandalay. Seorang warga Sai Tun mengatakan, salah satu korban merupakan perempuan yang tertembak di kepala.
"Polisi dan pasukan militer menghadapi demonstrasi damai dengan menggunakan kekuatan yang mematikan dan kurang mematikan. Berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, sebagaimana diterima Kantor Hak Asasi Manusia PBB, menyebabkan sedikitnya 18 orang tewas dan lebih dari 30 luka-luka," demikian laporan Kantor HAM PBB, dikutip dari Reuters, Senin (1/3/2021).
Sekjen PBB Antonio Guterres meminta anggotanya untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi krisis Myanmar.
"Sekjen mendesak masyarakat internasional untuk bertemu dan memberikan sinyal yang jelas kepada militer bahwa mereka harus menghormati keinginan rakyat Myanmar seperti diungkapkan melalui pemilu serta menghentikan penindasan," kata Juru Bicara Guterres, Stephane Dujarric.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengecam apa yang disebutnya sebagai kekerasan yang menjijikkan oleh pasukan keamanan Myanmar.
"Kami berdiri bersama orang-orang pemberani di Burma dan mendorong semua negara untuk berbicara dengan satu suara untuk mendukung keinginan mereka (rakyat Myanmar)," kata Blinken di Twitter, seraya menambahkan AS akan terus meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat.
Editor: Anton Suhartono