Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ditengahi Trump, Armenia dan Azerbaijan Berdamai Setelah Perang Puluhan Tahun
Advertisement . Scroll to see content

Armenia Sepakat Damai dengan Azerbaijan Picu Kemarahan Pejuang, Hancurkan Gedung Pemerintah

Selasa, 10 November 2020 - 10:30:00 WIB
Armenia Sepakat Damai dengan Azerbaijan Picu Kemarahan Pejuang, Hancurkan Gedung Pemerintah
Petugas militer Armenia tengah berjaga di depan gedung pemerintah. Ribuan warga dan pejuang Armenia marah setelah Pemerintah Armenia sepakat berdamai dengan Azerbaijan. (foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

YEREVAN, iNews.id - Keputusan Armenia menandatangani kesepakatan damai dengan Azerbaijan memicu kemarahan ribuan warga dan pejuang. Langkah tersebut dianggap menempatkan Armenia sebagai pihak yang menyerah.

Armenia dan Azerbaijan menyepakati penghentian perang secara total di wilayah Nagorno-Karabakah, Selasa (10/11/2020) pagi waktu setempat. Kesepakatan tersebut turut melibatkan Rusia dan Turki--sekutu Azerbaijan.

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, menyebut Armenia tak punya pilihan selain menyerah dan menandatangani kesepakatan damai tersebut.

"Sebuah tangan besi memaksanya untuk menandatangani dokumen ini. Pada dasarnya, ini adalah kapitulasi (pernyataan kalah perang)," kata Aliyev dikutip dari AFP.

Aliyev mengatakan kesepakatan itu memberi Armenia jangka waktu singkat untuk menarik pasukannya dari beberapa bagian Nagorno-Karabakh.

Sebelumnya, separatis Armenia mengklaim berhasil merebut kembali kota strategis Shusa di wilayah Nagorno-Karabakh.

Kesepakatan damai pilihan terakhir bagi Armenia

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengatakan pihaknya telah mempertimbangkan secara matang mengikuti kesepakatan tersebut.

Pashinyan menilai gencatan senjata penuh dengan Azerbaijan sebagai opsi terbaik bagi dua negara berkonflik.

"Saya telah menandatangani pernyataan dengan Presiden Rusia dan Azerbaijan untuk penghentian perang Nagorno-Karabakh," kata Pashinyan dikutip dari AFP.

"Secara pribadi, langkah ini menyakitkan bagi saya dan rakyat kami," lanjutnya.

"Saya telah mengambil keputusan ini sebagai hasil dari analisis mendalam tentang situasi militer," ucapnya.

Picu aksi anarkis di dalam negeri Armenia

Langkah PM Pashinyan menandatangani kesepakatan damai dengan Azerbaijan menuai kemarahan warga dan pejuang Armenia. Masa yang marah menyerbu markas pemerintah di ibu kota Yerevan dimana mereka menggeledah kantor dan memecahkan jendela.

Ribuan orang berkumpul di luar gedung, menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan setelah dia mengumumkan kesepakatan "menyakitkan" untuk mengakhiri pertempuran.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut