AS Akan Bikin Aturan soal Informasi Penampakan UFO

WASHINGTON, iNews.id - Komisi intelijen Senat Amerika Serikat (AS) akan membuat aturan terkait program Departemen Pertahannan yang meneliti benda asing dari luar angkasa atau UFO.

Tujuannya agar masyarakat mendapat informasi lebih baik tentang kegiatan Pentagon serta cabang-cabang intelijen AS.

Baca Juga

PM Hungaria Orban Murka Uni Eropa Pinjami Ukraina Rp1.764 Triliun: Uang Sia-sia!

“Mendukung upaya Satuan Tugas Fenomena Udara Tidak Dikenal," demikian pernyataan komisi, seraya menambahkan, resmi memastikan keberlanjutan program tersebut dalam RUU otorisasi intelijen.

Pada Desember 2017, Pentagon mengaku telah mendanai program rahasia senilai jutaan dolar untuk menyelidiki penampakan UFO, meskipun departemen menyebut program itu telah berakhir pada 2012.

Baca Juga

Pentagon Rilis 3 Video Penampakan UFO yang Diambil Pilot Angkatan Laut AS

Selain akuntabilitas terhadap publik, fokus Senat pada program ini adalah kekhawatiran ancaman dari makhluk luar angkasa. Ancaman makhluk luar angkasa bisa lebih hebat dari musuh AS di dunia nyata, seperti China.

Program yang dikelola Kantor Intelijen Angkatan Laut (AL) itu bertanggung jawab atas pengumpulan dan pelaporan fenomena udara melibatkan objek tak diketahui identitasnya (UFO), hubungan dengan pemerintahan asing yang bermusuhan, serta ancaman terhadap aset dan instalasi militer AS.

Baca Juga

Pemburu Alien Klaim Temukan Pangkalan UFO di Mars

AS juga mengkhawatirkan kemampuan mata-mata China, termasuk penggunaan pesawat tanpa awak atau drone serta teknologi angkasa lainnya.

Pada April, Pentagon merilis tiga video yang direkam pilot AL AS. Isinya menunjukkan penampakan benda UFO. Satu video direkam pada November 2004 dan dua lainnya pada Januari 2015.

Salah satu video menunjukkan, sensor senjata gagal mengunci objek lonjong yang bergerak cepat, beberapa detik kemudian objek itu berakselerasi ke kiri pilot dan menghilang.

Dalam video lain, seorang pilot melacak objek di atas awan dan mempertanyakan apakah benda tersebut drone atau bukan.

Editor: Anton Suhartono