AS dan Arab Saudi Serukan Perpanjangan Gencatan Senjata di Sudan
Konflik antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus pada 15 April. Konflik keduanya telah membuat ibu kota terguncang akibat pertempuran sengit, pelanggaran hukum dan jatuhnya layanan.
Lebih dari 1,3 juta orang mengungsi dari rumah mereka dan membuat wilayah tersebut terancam tidak stabil.
"Kami pergi karena dampak perang. Saya punya anak dan saya mengkhawatirkan mereka karena kurangnya perawatan medis. Saya juga ingin anak-anak saya memiliki kesempatan untuk bersekolah. Saya rasa hal-hal di Khartoum tidak akan segera pulih," kata salah satu warga ibu kota, Samia Suleiman (29) kepada Reuters dari jalan menuju Mesir.
Sebagai informasi, gencatan senjata selama seminggu ditengahi oleh Saudi dan AS di Jeddah. Gencatan ini akan berakhir pada Senin (29/5/2023) malam.
Kedua negara memantau gencatan senjata dari jarak jauh namun kedupa pihak di Sudan berulang kali melanggar. Mereka pun meminta tentara dan RSF untuk melanjutkan diskusi untuk mencapai kesepakatan tentang perpanjangan gencatan senjata.
Editor: Umaya Khusniah