Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bertemu 45 Menit, Luhut: Prabowo Gembira Negosiasi Tarif dengan AS akan Rampung
Advertisement . Scroll to see content

AS dan Inggris Gempur Yaman, Konflik Israel-Hamas di Timur Tengah Makin Meluas?

Jumat, 12 Januari 2024 - 10:13:00 WIB
AS dan Inggris Gempur Yaman, Konflik Israel-Hamas di Timur Tengah Makin Meluas?
Ilustrasi serangan udara oleh jet tempur Amerika Serikat. (Foto: Ist.)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id - Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan dari udara dan laut terhadap sejumlah sasaran militer Houthi di Yaman. Tindakan militer itu sebagai tanggapan atas serangan yang dibuat Houthi sebelumnya terhadap kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah. 

Serangan AS dan Inggris terhadap Yaman dianggap sebagai perluasan regional yang dramatis dari perang Israel-Hamas di Gaza. Presiden AS Joe Biden memperingatkan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (11/1/2024) malam bahwa dia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan. 

"Serangan yang ditargetkan ini adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan para mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi," kata Biden. 

Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, ada indikasi awal yang menunjukkan bahwa kemampuan Houthi untuk mengancam pengiriman barang dagangan di Laut Merah telah terpukul akibat serangan Barat. 

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, yang dirawat di rumah sakit karena komplikasi operasi, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu memang menyasar kemampuan militer Houthi termasuk drone, rudal balistik dan jelajah, radar pesisir, dan pengawasan udara. 

Seorang pejabat Houthi mengonfirmasi adanya serangan di ibu kota Yaman, Sanaa, serta Kota Saada dan Dhamar. Serangan juga terjadi di Provinsi Hudaydah. Pejabat itu pun menyebutnya sebagai "agresi Amerika-Zionis-Inggris." 

Para saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa serangan tersebut menargetkan pangkalan militer yang berdekatan dengan Bandara Sanaa, sebuah situs militer di dekat Bandara Taiz, sebuah pangkalan Angkatan Laut Houthi di Hudaydah dan situs militer di Provinsi Hajjah. 

Serangan yang sedang berlangsung ini menjadi salah satu demonstrasi paling dramatis hingga saat ini mengenai meluasnya perang Israel-Hamas di Timur Tengah sejak meletusnya konflik pada Oktober lalu. Kendati demikian, AS mengklaim tidak ada niat untuk meningkatkan ketegangan.

Seorang pejabat AS, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan serangan itu melibatkan pesawat, kapal, dan kapal selam. Pejabat itu mengatakan, lebih dari 12 lokasi di Yaman yang dijadikan sasaran oleh AS. Dia pun menyebut serangan tersebut dimaksudkan untuk melemahkan kemampuan militer Houthi dan tidak hanya bersifat simbolis. 

"Tujuan serangan ini sangat jelas sejak awal dan dari Presiden (Biden), yaitu untuk menghilangkan kemampuan Houthi dalam menargetkan kapal maritim, baik kapal komersial maupun militer," kata seorang pejabat senior militer AS lainnya. 

Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, menentang seruan PBB dan internasional lainnya untuk menghentikan serangan rudal dan drone mereka terhadap rute pelayaran Laut Merah. Kelompok itu juga mengabaikan peringatan dari Amerika Serikat mengenai konsekuensi jika mereka tetap menyerbu kapal-kapal di kawasan perairan itu. 

Sementara Houthi mengatakan,serangan mereka adalah untuk mendukung Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza. Israel telah melancarkan serangan militer yang telah menewaskan lebih dari 23.000 warga Palestina di Gaza menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang dan membuat 240 orang lainnya ditawan oleh kelompok itu. 

Sejak akhir Desember, Houthi telah menyerang 27 kapal, mengganggu perdagangan internasional di rute utama antara Eropa dan Asia yang menyumbang sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia. 

Houthi telah bersumpah akan menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel. Namun, banyak dari kapal yang menjadi sasaran tidak memiliki hubungan dengan negara zionis itu. 

Pada Desember lalu, lebih dari 20 negara setuju untuk berpartisipasi dalam koalisi pimpinan AS, yang dikenal sebagai Operasi Penjaga Kemakmuran. Tujuan koalisi militer itu adalah untuk melindungi lalu lintas komersial di Laut Merah. Namun, serangan AS dan Inggris kali ini terjadi di luar koalisi pertahanan tersebut. 

Biden mengatakan Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda mendukung operasi tersebut.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut