AS Deg-degan gegara Pemilu Turki, Ini Imbasnya jika Erdogan Menang Pilpres
Hal itu tentu bertentangan dengan gembar-gembor AS yang mendorong demokrasi di dunia internasional. Ditambah lagi, sikap Erdogan yang dinilai otoriter itu sering berkaitan dengan kebijakan luar negerinya.
Hal itu senada dengan pemikiran seorang pensiunan diplomat Turki yang sekarang menjadi peneliti senior di Program Eropa di Carnegie Endowment for International Peace, Alper Coşkun. Dia mengatakan, hasil pemilihan presiden putaran kedua Turki berpotensi menimbulkan perubahan besar bagi NATO dan kawasan secara keseluruhan.
“Banyak yang dipertaruhkan tidak hanya untuk Turki tetapi juga untuk negara lain,” kata Coşkun.
Dalam A Martínez Edisi Pagi, Coşkun mengatakan, kemenangan Erdogan di pilpres putaran pertama tampaknya karena mampu memanfaatkan sentimen publik lebih baik daripada lawannya. Meski demikian, hal itu bukanlah arena pertarungan yang setara.
Itu karena Erdogan memiliki kuasa penuh atas dari media pemerintah di belakangnya dan dapat mempromosikan narasi tertentu.
Coşkun juga menambahkan, Erdogan kini tidak lagi dipandang sebagai orang yang berpikiran sama di antara sekutu Barat Turki.
"Awalnya dia memiliki hubungan yang baik dan reputasi yang baik, termasuk dengan AS. Tetapi dengan lintasan yang berubah dan tindakan yang lebih mengganggu, saya pikir, meskipun AS atau Eropa tidak mengatakannya dengan banyak kata, mereka tidak akan keberatan dengan perubahan pusaran politik di Turki," tambah Coşkun.
Editor: Umaya Khusniah