Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

AS Dituding Melebih-lebihkan Kerugian Militer yang Dialami Rusia selama Perang Ukraina

Kamis, 31 Maret 2022 - 10:10:00 WIB
AS Dituding Melebih-lebihkan Kerugian Militer yang Dialami Rusia selama Perang Ukraina
Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.idAmerika Serikat dituding melebih-lebihkan kerugian militer yang dialami Rusia dalam perang di Ukraina. Menurut diplomat Rusia, hal itu dilakukan Washington DC untuk menghasut kerusuhan di tengah-tengah masyarakat negeri beruang merah.

“Pejabat Departemen Luar Negeri secara sadar melebihi kerugian Angkatan Bersenjata Rusia di Ukraina. Pernyataan ini memiliki tujuan sinis, yaitu untuk memicu keresahan publik di negara kita. Ini tidak akan terjadi,” kata Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, seperti dikutip dari saluran resmi Telegram kedutaan, Kamis (31/3/2022).

Hal itu dia sampaikan sebagai tanggapan atas pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Politik, Victoria Nuland, baru-baru ini. Menurut Nuland, Rusia telah kehilangan lebih dari 10.000 prajurit selama operasi militer khusus Moskow di Ukraina. 

Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat (25/3/2022) lalu menyatakan, hanya ada sekitar 1.300 prajurit Rusia yang tewas dalam operasi militer di Ukraina. Selain itu, ada lebih dari 3.800 prajurit lainnya yang terluka. 

Sementara Ukraina mengklaim kerugian Rusia bahkan lebih tinggi daripada Amerika Serikat. Kiev menyebut ada sekitar 14.000 tentara Rusia tewas dan sekitar 16.000 lainnya terluka.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengerahkan tentaranya untuk menyerang Ukraina sejak 24 Februari lalu. Dia menyebut serangan ke negara tetangga itu sebagai operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi dan “mendenazifikasi” Ukraina.

Operasi militer itu dilakukan Putin setelah Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) meminta bantuan Moskow untuk mempertahankan diri melawan pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

Ukraina telah meminta negara-negara Barat untuk memasok lebih banyak senjata, termasuk sistem pertahanan udara dan antirudal, pesawat tempur, mortir, dan senjata otomatis.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut