AS Kesal Satelit Mata-matanya Dibuntuti 2 Satelit Rusia
Tuduhan AS itu pertama kali diungkap oleh kepala Pasukan Luar Angkasa (Space Force) AS, John Raymond, dalam wawancara dengan majalah Time.
Dia mengatakan satelit Rusia bermanuver mendekati satelit AS setelah diluncurkan ke orbit pada November 2019 dengan jarak 160 kilometer.
"Kami menganggap perilaku ini tidak biasa dan mengganggu. Itu berpotensi menciptakan situasi berbahaya di luar angkasa," kata Raymond, kepada Time.
Dia sebelumnya mengeluarkan pernyataan kepada pers bahwa satelit penguntit itu mirip dengan satelit yang dikerahkan Rusia pada 2017. Pemerintah Rusia menyebutnya dengan 'satelit inspektur'.
Pasukan Luar Angkasa dibentuk pada Desember 2019 dan menjadi kekuatan militer keenam AS, setelah angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut, marinir, dan coast guard.
Presiden Donald Trump, saat membentuk pasukan ini mengatakan, luar angkasa merupakan medan peperangan baru sehingga perlu menjadi perhatian.
"Akan ada banyak hal terjadi di luar angkasa, karena wilayah ini merupakan domain perang terbaru di dunia," kata Trump, saat itu.
Editor: Anton Suhartono