Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bukan Hanya Mahathir, Ratusan Orang Laporkan Anwar Ibrahim ke Polisi terkait Perjanjian Dagang dengan AS
Advertisement . Scroll to see content

Australia Bakal Punya Kapal Selam Nuklir, Malaysia Ingin ASEAN Bikin Konsensus

Selasa, 12 Oktober 2021 - 13:25:00 WIB
Australia Bakal Punya Kapal Selam Nuklir, Malaysia Ingin ASEAN Bikin Konsensus
Malaysia ingin ASEAN punya konsensus soal kemitraan pertahanan AUKUS (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KUALA LUMPUR, iNews.id - Perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) masih terpecah soal kemitraan pertahanan Indo-Pasifik melibatkan Amerika Serikat, Inggris, dan Australia atau AUKUS. Kesepakatan itu salah satunya memungkinkan Australia membangun kapal selam nuklir menggunakan teknologi AS dan Inggris.

Meskipun ketiga negara menepis kemitraan ini untuk menyaingi China, respons yang muncul sangat kentara yakni AUKUS dibuat untuk mencegah semakin kuatnya hegemoni Negeri Tirai Bambu di Indo-Pasifik, termasuk Asia Tenggara. 

Malaysia berharap ASEAN punya konsensus mengenai kemitraan tersebut sehingga memiliki posisi tawar yang kuat.

Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan pertemuan para menhan ASEAN bulan depan akan menjadi kesempatan bagi para anggota untuk menyepakati respons bersama soal AUKUS.

“Tujuan akhir kita seperti biasanya untuk memastikan stabilitas kawasan, terlepas dari keseimbangan kekuatan (antara) AS atau China. Kesepakatan di ASEAN akan membantu kita menghadapi dua kekuatan besar ini,” kata Hishamuddin, dikutip dari Reuters, Selasa (12/10/2021).

Sejauh ini ASEAN terpecah mengenai AUKUS, terutama soal rencana Australia memproduksi kapal selam bertenaga nuklir. Indonesia dan Malaysia memperingatkan rencana itu akan memicu perlombaan senjata di kawasan, terutama melibatkan para sekutu AS dan China.

Sementara itu Filipina, sebagai sekutu pertahanan AS, mendukung kemitraan tersebut karena akan berdampak untuk menyeimbangkan pengaruh China soal konflik perairan Laut China Selatan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut