Bos WHO Peringatkan Kasus Virus Korona di Luar China Bisa Menjadi Fenomena Gunung Es
JENEWA, iNews.id - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan kasus virus korona yang ditemukan pada penderita yang tertular oleh orang yang sebelumnya tak pernah berpergian ke China bisa menjadi fenomena gunung es.
Kasus penderita yang tak terdeteksi dan masih berkeliaran lebih banyak dibandingkan orang yang jelas-jelas terinfeksi dan sudah menjalani perawatan.
Pernyataan Tedros itu disampaikan saat tim misi pakar internasional yang dipimpin WHO berangkat ke China untuk membantu otoritas setempat mencegah penyebaran virus mematikan ini.
Misi dipimpin Bruce Aylward, seorang yang berpengalaman menangani kondisi darurat kesehatan seperti epidemi Ebola di Afrika Barat pada 2014-2016.
"Sudah ada beberapa contoh tentang penyebaran # 2019nCoV dari orang-orang yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke (China)," kata Tedros dalam cuitan, dikutip dari AFP, Senin (10/2/2020).
"Hasil pendeteksian terhadap sejumlah kecil kasus kemungkinan mengindikasikan penularan yang lebih luas di negara lain. Singkatnya, kita mungkin melihat fenomena gunung es," ujarnya, menambahkan.
Penyebaran virus korona di luar China memang lambat, namun jika fenomena ini benar adanya, Tedros mengkhawatirkan kasus infeksi bisa lebih cepat lagi.
"Pencegahan tetap menjadi tujuan kami, tapi semua negara harus membuat jendela peluang sebagai strategi untuk mencegah dan mempersiapkan kemungkinan kedatangan virus," ujaranya.
Saat ini ada lebih dari 350 kasus virus korona di hampir 300 negara dan wilayah di luar China dengan dua kematian, yakni masing-masing di Filipina dan Hong Kong.
Beberapa negara melarang masuk warga asing yang memiliki riwayat perjalanan dari China. Sebagian lainnya memberlakukan karantina selama 14 hari.
Maskapai besar internasional telah menghentikan sementara penerbangan menuju dan dari China.
Sebelumnya WHO menyatakan penambahan jumlah harian penderita virus korona di China sudah stabil. Namun badan PBB itu memperingatkan masih terlalu dini untuk menyimpulkan wabah virus korona sudah mencapai puncaknya.
Editor: Anton Suhartono