Brutal! Israel Bunuh Hampir 1.000 Warga Gaza yang Antre Bantuan Makanan sejak 27 Mei
GAZA, iNews.id - Serangan Israel terhadap warga Gaza yang antre menerima bantuan kemanusiaan di pusat-pusat pendistribusian yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) mendekati 1.000 orang, GHF dikelola oleh Israel dan Amerika Serikat yang pengoperasiannya tak pernah direstui PBB dan lembaga kemanusiaan internasional.
GHF mulai mengoperasikan beberapa pusat pendistrubusian bantuan di Gaza sejak 27 Mei. Sejak itu pula pembantaian terhadap warga yang kelaparan berlangsung.
Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan 995 orang tewas saat mengantre makanan akibat ditembak pasukan Israel di lokasi-lokasi GHF.
"Jumlah orang yang menunggu distribusi bantuan kemanusiaan di tempat-tempat yang disebut jebakan maut telah meningkat menjadi 995 orang, 6.011 orang lainnya luka, dan 45 orang hilang," bunyi pernyataan kantor media, dikutip Senin (21/7/2025).
Pihak berwenang Gaza menyebut pusat-pusat pendistribusian bantuan GHF merupakan jebakan maut. Warga tak punya pilihan lagi selain mendatangi lokasi-lokasi itu karena sangat lapar. Masalahnya, pasokan bantuan ke Gaza kini telah dimonopoli GHF.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Paelstina di Gaza memperkirakan akan terjadi peningkatan tajam angka kematian di antara warga Palestina di tengah kekurangan gizi dan ketidakmampuan mendapatkan akses bantuan medis. Menurut kementerian, 60.000 bayi menderita malnutrisi, sementara 600.000 nyawa anak di bawah 10 tahun terancam karena kekurangan makanan, serta 60.000 ibu hamil tidak mendapatkan cukup makanan.
Surat kabar Israel Haaretz, mengutip sumber pejabat militer Israel yang terlibat perang di Jalur Gaza, melaporkan para perwira Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah diperintahkan untuk secara sengaja menembak warga Palestina tak bersenjata di sekitar lokasi pendistribusi bantuan selama sebulan terakhir.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz membantah tuduhan tersebut.
Israel menghentikan kerja sama dengan badan PBB untuk urusan pengungsi Palestina PBB, UNRWA. Pada akhir Oktober 2024, parlemen Israel mengesahkan UU yang melarang segala aktivitas UNRWA di Israel serta wilayah yang dikuasainya setelah menuduh beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada Oktober 2023.
UNRWA dan Hamas membantah tuduhan Israel itu dengan menyebutnya sebagai akal-akalan untuk melakukan genosida terhadap warga Gaza.
Kepala UNRWA Philippe Lazzarini menuduh Israel menggunakan bantuan kemanusiaan GHF untuk mengusir paksa warga Gaza keluar dari wilayah Palestina.
Editor: Anton Suhartono