China Balas Sanksi Pejabat AS Terkait Perlakuan Terhadap Muslim Uyghur
BEIJING, iNews.id - Pemerintah China menjatuhkan sanksi pada pejabat Amerika Serikat sebagai balasan setelah Washington menghukum pejabat senior Beijing terkait perlakuan terhadap Muslim Uyghur di Xinjiang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan sanksi ditujukan kepada Duta Besar untuk Kebebasan Beragama Internasional Semuel Brownback, Senator AS Marco Rubio dan Ted Cruz. Menurut Hua, perilaku pejabat dan politisi AS telah merusak hubungan China dan AS.
Rubio, Cruz dan Smith mendapat dukungan penuh dari Kongres AS menyoroti isu hak asasi manusia di China. Ketiganya merupakan anggota Partai Republik, partai yang mengusung Presiden Donald Trump.
"Tindakan AS secara serius mencampuri urusan dalam negeri China. Tekad Pemerintah China melindungi kedaulatannya menindak terorisme, separatisme, dan kekuatan agama yang ekstrem jadi hal yang tidak tergoyahkan," kata Hua dikutip dari Reuters, Selasa (14/7/2020).
"China akan membuat tanggapan lebih lanjut berdasarkan pada bagaimana situasi berkembang," lanjutnya.
Melalui akun Twitter resminya, Rubio menanggapi santai sanksi yang dijatuhkan oleh China. Dia menyebut langkah Beijing tak lebih dari sebuah respons panik.
"Saya kira mereka membenci saya. Partai Komunis China tengah ketakutan dan terpukul," demikian kicau Rubio.
Langkah China menjatuhkan sanksi kepada pejabat Washington sebagai tindakan balasan setelah Pemerintah AS memberikan sanksi pada beberapa pejabat senior Beijing yang dianggap bertanggung jawab atas penahanan tidak adil pada Muslim Uyghur di Provinsi Xinjiang.
Para pejabat yang terkena sanksi termasuk Chen Quanguo, Kepala Partai Komunis Xinjiang dan tiga pejabat senior lainnya dari pemimpin daerah serta departemen kepolisian.
Pakar PBB dan aktivis HAM mengatakan setidaknya satu juta etnis Uyghur dan muslim lainnya berada dalam kamp konsentrasi di Xinjiang. Pemerintah China menyebut kamp tersebut sebagai pusat pelatihan yang membantu program deradikalisasi serta memberikan keterampilan baru bagi muslim Uyghur.
Editor: Arif Budiwinarto