China Rebut Honduras dari Taiwan, Begini Sikap AS

WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) mengaku prihatin dengan China yang memperluas cengkeramannya dengan mengambil sekutu Taiwan, Honduras. AS juga berulang kali memperingatkan negara-negara untuk tidak mempercayai janji bantuan China.

Departemen Luar Negeri AS seperti dilansir dari Reuters, Minggu (26/3/2023) mengatakan sementara ini, tindakan Honduras dianggap sebagai keputusan berdaulat. Penting untuk dicatat bahwa China 'sering membuat janji sebagai imbalan atas pengakuan diplomatik' yang pada akhirnya tetap tidak dipenuhi.

Jenderal Israel yang Bocorkan Video Penyiksaan Tahanan Palestina Mencoba Bunuh Diri

"Terlepas dari keputusan Honduras, AS akan terus memperdalam dan memperluas keterlibatan kami dengan Taiwan," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

China menjalin hubungan diplomatik dengan Honduras pada Minggu (26/3/2023) setelah negara Amerika Tengah itu mengakhiri relasi puluhan tahun dengan Taiwan.

Honduras Buka Hubungan Resmi dengan China, Taiwan Beri Peringatan

Menteri Luar Negeri China, Qin Gang dan timpalannya dari Hondurass, Eduardo Enrique Reina menandatangani kesepakatan tentang pengakuan diplomatik di Beijing.

Dalam pernyataan singkat pada Sabtu (25/3/2023) malam, Kementerian Luar Negeri Honduras mengakui China sebagai satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh China. Taiwan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China.

Berakhirnya hubungan dengan Taiwan telah lama diprediksi setelah menteri luar negeri Honduras melakukan perjalanan ke China pekan lalu. Perjalanan tersebut untuk membuka hubungan dengan China.

Sebelumnya, Presiden Xiomara Castro juga mengatakan pemerintahnya akan memulai hubungan dengan Beijing.

China belum mengomentari pengumuman Honduras tentang pemutusan hubungan dengan Taiwan. Tetapi pekan lalu, China menyatakan siap untuk menjalin hubungan dengan Honduras.

Hubungan antara Honduras dan Taiwan dimulai pada tahun 1941. Taiwan kini hanya memiliki hubungan diplomatik formal dengan 13 negara, sebagian besar negara miskin dan berkembang di Amerika Tengah, Karibia dan Pasifik.

China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri tanpa hak untuk berhubungan negara-ke-negara (G to G). China menuntut negara-negara yang memiliki ikatan untuk mengakui posisinya.

Editor: Umaya Khusniah