China Tegaskan Lanjutkan 'Pelatihan' bagi Muslim Uighur di Kamp-Kamp Tahanan
"Saat ini, mereka yang ada di pusat-pusat itu telah menyelesaikan kursus mereka," katanya.
Dia menyebut, ada orang yang masuk dan keluar dari kamp itu.
"Selain pusat-pusat pelatihan, langkah selanjutnya pemerintah Xinjiang adalah melanjutkan pelatihan pendidikan harian, rutin, normal, dan terbuka untuk kader desa, anggota partai pedesaan, petani, penggembala, dan lulusan sekolah menengah dan menengah yang menganggur," lanjutnya, tanpa informasi lebih lanjut.
Bulan lalu, New York Times memperoleh 403 dokumen tentang tindakan keras China yang kontroversial terhadap sebagian besar etnis minoritas Muslim di wilayah barat laut, Xinjing. Dalam dokumen itu termasuk pidato yang tidak dipublikasikan oleh Presiden China Xi Jinping yang mendesak para pejabat agar menunjukkan sikap 'tidak ada ampun' pada minoritas.
Dokumen pemerintah International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) menunjukkan bagaimana pejabat lokal diperintahkan memantau tahanan kamp dan mencegah mereka melarikan diri.
Setelah awalnya menyangkal keberadaan kamp pendidikan ulang, China akhirnya mengakui membuka "pusat pendidikan kejuruan" di Xinjiang yang bertujuan mencegah ekstremisme dengan mengajarkan bahasa Mandarin dan keterampilan kerja.
Para mantan tahanan menggambarkan fasilitas Xinjiang sebagai kamp indoktrinasi yang merupakan bagian dari kampanye memberantas budaya dan agama Uighur.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan media asing, termasuk AFP, melaporkan bahwa dokumen-dokumen resmi dan gambar-gambar satelit menunjukkan fasilitas dilengkapi dan dijalankan seperti penjara.
Editor: Nathania Riris Michico