Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : WHO Dukung Indonesia Bikin Obat Herbal Naik Level, Ini Buktinya!
Advertisement . Scroll to see content

Covid Varian Baru Bermunculan, WHO Pesimistis Vaksin Bisa Segera Akhiri Pandemi

Sabtu, 11 September 2021 - 06:36:00 WIB
Covid Varian Baru Bermunculan, WHO Pesimistis Vaksin Bisa Segera Akhiri Pandemi
Kepala WHO Eropa Hans Klauge pesimistis vaksin bisa segera mengakhiri pandemi Covid-19 (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KOPENHAGEN, iNews.id - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa Hans Klauge pesimistis vaksin bisa mengakhiri pandemi Covid-19. Varian baru Covid yang lebih kuat terus bermunculan mengubur harapan untuk bisa mencapai herd immunity, sementara tingkat kemanjuran vaksin semakin berkurang melawannya.

Para pejabat kesehatan, kata dia, harus mengantisipasi dan menyesuaikan strategi vaksinasi mengingat ancaman Covid diperkirakan masih akan datang sampai beberapa tahun mendatang.

Pada Mei lalu, bos WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pandemi akan berakhir jika setidaknya 70 persen dari populasi sudah mendapatkan vaksin penuh.

Menurut Kluge, situasi saat ini telah berubah dibandingkan pada Mei lalu akibat varian baru yang lebih menular, seperti Delta.

"Saya kira (kondisi) ini membawa kita ke titik bahwa tujuan pertama dan utama dari vaksinasi adalah mencegah penyakit yang lebih serius serta kematian," katanya, dikutip dari AFP, Sabtu (11/9/2021).

“Jika kita menganggap Covid akan terus bermutasi dan tetap bersama kita, seperti halnya influenza, kita harus mengantisipasi bagaimana menyesuaikan strategi vaksinasi secara bertahap dengan penularan endemi sambil mengumpulkan pengetahuan yang sangat berharga tentang dampak suntikan booster,” ujarnya, menambahkan.

Para ahli epidemiologi juga berpandangan, tidak realistis herd immunity bisa dicapai hanya dengan vaksin, meskipun suntikan tetap penting untuk mencegah dampak parah dari penularan yang pada ujungnya akan membebani layanan kesehatan.

Varian Delta, pertama kali ditemukan di India, dianggap 60 persen lebih mudah menular dibandingkan varian dominan sebelumnya Alpha, ditemukan di Inggris. Selain itu varian Delta juga lebih menular dua kali lipat dibandingkan virus corona baru yang ditemukan di Wuhan, China.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut