Damai dengan Azerbaijan, Armenia Kini Sibuk Perang Melawan Rakyat Sendiri
YEREVAN, iNews.id - Pascakesepakatan damai dengan Azerbaijan dalam perang Nagorno-Karabakh, pemerintah Armenia tengah disibukkan meredam aksi rakyat yang mendesak Perdana Menteri Nikol Pashinyan mundur.
Langkah PM Pashinyan menandatangani kesepakatan damai dengan Azerbaijan yang dimediasi Rusia berdampak pada meningkatkanya eksklasi dalam negeri Armenia. Ribuan orang berdemonstrasi di pusat kota Yerevan mengecam langkah Pashinyan yang dinilai "bertindak lemah" dengan menyetujui kesepakatan dengan Azerbaijan.
Anggapan tersebut muncul setelah Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengatakan Armenia tidak punya pilihan selain berdamai serta menganggap kesepakatan tersebut sebagai "tanda menyerah perang" dalam konflik Nagorno-Karabakh.
Geram dengan keputusan Pashinyan, demonstran melampiaskannya dengan mengepung dan melakukan perusakan gedung parlemen Armenia. Polisi yang disiagakan terpaksa melakukan tindakan represif dan menangkap puluhan pengunjuk rasa--pemerintah Armenia belum mencabut aturan darurat yang melarang kerumunan selama ketegangan dengan Azerbaijan berlangsung.
Puluhan politisi oposisi pemerintah ditangkap