Dampak Serangan Houthi di Laut Merah, Pelabuhan Peti Kemas Singapura Macet Parah
SINGAPURA, iNews.id – Kemacetan di pelabuhan peti kemas Singapura dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi yang terburuk sejak pandemi Covid-19. Kondisi itu menjadi pertanda betapa lamanya pengalihan rute kapal untuk menghindari serangan di Laut Merah telah mengganggu pelayaran laut global.
Dan kemacetan itu tidak hanya terjadi di Singapura, melainkan juga muncul di pelabuhan-pelabuhan Asia dan Eropa lainnya. Perlawanan yang dilancarkan Houthi terhadap Israel sepertinya mulai memperlihatkan dampaknya terhadap perdagangan dunia.
Reuters pada Rabu (26/6/2024) ini melansir, para peritel, produsen, dan industri lain yang bergantung pada kapal-kapal kargo besar kini kembali berjuang melawan lonjakan harga hingga kekurangan kontainer kosong. Padahal, saat ini banyak perusahaan yang berorientasi konsumen tengah berupaya membangun inventaris menjelang puncak musim belanja akhir tahun.
Menurut perusahaan data maritim Linerlytica, kemacetan pelabuhan global telah mencapai titik tertinggi dalam 18 bulan terakhir, dengan 60 persen kapal yang menunggu di pelabuhan berlokasi di Asia, bulan ini. Kapal-kapal dengan total kapasitas lebih dari 2,4 juta unit peti kemas setara dua puluh kaki (TEU) menunggu di sejumlah pelabuhan pada pertengahan Juni.
Namun, berbeda dengan masa pandemi Covid beberapa tahun lalu, yang membuat kepadatan di berbagai pelabuhan melonjak saat ini bukanlah tingginya transaksi belanja online masyarakat yang berdiam diri di rumah. Sebaliknya, fenomena itu disebabkan jadwal pelayaran yang terganggu karena kapal mengambil rute yang lebih panjang di sekitar Afrika untuk menghindari Laut Merah.