Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Anggota DPR AS Kutuk Kebijakan Trump Larang Masuk Warga Palestina: Kejam!
Advertisement . Scroll to see content

Deretan Perang dan Konflik Israel-Palestina, Gerakan Intifada II Tewaskan 1.000 Orang Israel

Selasa, 09 Agustus 2022 - 15:13:00 WIB
Deretan Perang dan Konflik Israel-Palestina, Gerakan Intifada II Tewaskan 1.000 Orang Israel
Konflik Israel Palestina sudah berlangsung lama dan tak ada tanda mereda, apalagi berakhir (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Konflik Israel dan Palestina sudah berlangsung lama dan tak ada indikasi mereda sampai saat ini. Sejak Perang Arab-Israel 1967, pemerintahan Zionis terus mencaplok wilayah-wilayah Palestina yang diduduki, memicu keprihatinan internasional.

Perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat serta wilayah lain dilakukan secara sepihak oleh Israel serta jelas melawan kehendak internasional. Keputusan Israel itu hanya merusak upaya perdamaian yang diupayakan banyak pihak, termasuk Amerika Serikat (AS).

Sejak itu letupan-letupan masih sering terjadi. Selain di Tepi Barat, perlawanan dari faksi perjuangan Palestina di Jalur Gaza juga dilakukan terhadap militer Zionis. 

Berikut deretan konflik dan perang antara Palestina dan Israel:

1. Gerakan Intifada I (1987-1993)

Masyarakat Palestina melakukan protes terhadap pendudukan Israel di wilayah Jalur Gaza dan Tepi Barat pada 1987 sampai 1993. Protes besar-besaran atau disebut dengan Gerakan Intifada I ini menyebabkan kerusuhan mematikan di periode tersebut. 

Al Jazeera melaporkan, lebih dari 1.300 warga Palestina tewas, 120.000 lebih luka-luka, dan sekitar 600.000 orang harus mendekam di penjara. 

Suhu panas akibat Intifada I mulai mereda lantaran Perjanjian Oslo. Namun, perjanjian itu mendapat penolakan karena salah satu poinnya, masyarakat Israel bisa hidup bebas di Palestina. 

Melansir jurnal berjudul ‘Palestina dan Israel: Sejarah, Konflik, dan Masa Depan’ (2015), Perjanjian Oslo tidak sepenuhnya meredakan konflik antara kedua pihak. Pemicunya, masyarakat Israel terus menindas warga Palestina.

2. Gerakan Intifada II (2000-2007)

Intifada kedua pecah mulai tahun 2000. Gelombang kerusuhan terjadi pada September 2000 melibatkan orang Arab di Palestina dan Israel terhadap pasukan Zionis.

Intifada pada intinya merupakan gerakan pembebasan nasional bangsa Palestina atas pendudukan asing.

Secara resmi gerakan Intifada sebenarnya belum berakhir sampai saat ini Namun, hasil KTT Sharm El Sheikh, gencatan senjata dengan Israel yang disetujui Presiden Mahmoud Abbas dan beberapa kelompok perlawanan Palestina mampu menurunkan tingkat kekerasan sepanjang 2005. Momen itulah yang dianggap sebagai akhir dari gerakan ini.

Korban tewas dari pihak militer dan sipil sepanjang Gerakan Intifada Kedua diperkirakan 4.219 orang dari pihak Palestina dan 1.024 orang dari Israel.

3. Konflik Gaza 2008-2009

Gaza menjadi medan pertempuran antara pasukan Israel dan pejuang Palestina pada akhir 2008 hingg awal 2009 atau sejak 27 Desember 2008 sampai 22 Januari 2009. 

Pasukan Israel melakukan serangan besar-besaran dari udara dan darat terhadap warga Palestina di jalur Gaza. Dari udara, helikopter dan jet tempur menurunkan kurang lebih 100 bom ke belasan target, menyasar pelabuhan dan kompleks utama kepolisian. 

Pada 3 Januari 2009, Israel mulai melakukan serangan darat melibatkan berbagai jenis senjata, termasuk tank.

Berbagai versi mengenai jumlah korban diungkap. Namun diperkirakan lebih dari 1.300 warga Palestina tewas termasuk 248 anggota kepolisian Gaza. Reuters mengungkap serangan menewaskan sekitar 900 warga sipil serta sekitar 400 anggota kelompok perlawanan.

Jumlah korban luka di pihak Palestina 5.300 orang.

Sementara di pihak Israel, 13 orang tewas yakni 3 warga sipil dan 10 tentara. Jumlah korban luka sekitar 420 orang, termasuk tentara dan warga sipil.

4. Konflik Gaza 2014

Jalur Gaza kembali menjadi medan pertempuran besar pada Juli 2014, melibatkan Hamas vs militer Israel.

Kedua pihak mengklaim mereka meyerang karena membalas serangan musuh lebih dulu. Israel menuduh para pejuang Palestina menembakkan roket ke bagian selatan yang menyebabkan kerusakan infraastruktur. 

Sementara itu warga Palestina menuduh pasukan Zionis melakukan kekerasan beberapa hari sebelum serangan tersebut. 

Seorang pemuda Palestina ditembaki tentara Israel di perbatasan. Ada pula warga Palestina yang diserang tank Israel di Gaza tengah.

Militer Israel menyatakan telah melakukan lebih dari 1.300 serangan udara ke Gaza. Sementara itu pejuang Palestina menembakkan lebih dari 800 roket ke Israel.

Perang ini menewaskan sekitar 1.900 orang dari pihak Palestina, sekitar 80 persen adalah warga sipil. Sementara Israel kehilangan 69 orang, yakni 64 tentara dan sisanya warga sipil.

Jumlah korban luka dari pihak Palestina menembus 10.000 orang sementara dari pihak Israel 420 orang.

Dari jumlah korban konflik Gaza 2014 merupakan perang Israel-Palestina paling mematikan sejak Intifada Kedua.

Pada 14 Juli Mesir mengumumkan inisiatif gencatan senjata dan diterima oleh Israel yang kemudian menghentikan serangan sementara keesokan harinya. Namun semua faksi perjuangan Palestina, termasuk Fatah di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas, tidak diberitahu soal inisiatif Mesir itu.

Hamas beserta faksi Palestina lainnya menolak versi perjanjian gencatan senjata saat itu. Hamas dan Jihad Islam pada 16 Juli menawarkan gencatan senjata selama 10 tahun kepada Israel dengan 10 syarat, sebagian besar menyinggung soal diakhirinya pemblokiran Jalur Gaza.

5. Konflik Gaza 2021

Pada 10 Mei 2021 menjadi hari kelam bagi masyarakat Palestina yang menetap di jalur Gaza. Konflik tersebut menewaskan 248 warga Palestina, termasuk anak-anak. 

Pertempuran itu dipicu serangan pasukan Israel ke Masjid Al Aqsa. Pejuang Palestina menembakkan ratusan roket sebagai aksi pembalasan atas tindakan sewenang-wenang pasukan Zionis terhadap tempat suci ketiga bagi umat Islam. 

Hamas dan Israel akhirnya menyetujui gencatan senjata yang dimediasi Mesir setelah pertempuran selama 11 hari.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut