Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Deretan Pernyataan Kontroversial Mahathir Mohamad, Singgung Macron dan Holocaust

Kamis, 30 Juni 2022 - 18:32:00 WIB
Deretan Pernyataan Kontroversial Mahathir Mohamad, Singgung Macron dan Holocaust
Mahathir Mohamad (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sosok Mahathir Mohamad kembali menjadi sorotan beberapa hari terakhir terkait pernyataannya soal Kepulauan Riau dan Singapura yang seharusnya diklaim Malaysia. Namun itu bukan kali pertama pria yang menjabat perdana menteri Malaysia terlama itu melontarkan pernyataan kontroversial.

Pernyataan lain yang memicu polemik di antaranya terkait penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW yang marak di Prancis serta lainnya.

Berikut beberapa pernyataan Mahathir Mohamad yang memicu kontroversial:

Juni 2022

Mahathir Mohamad menyampaikan pernyataan yang menyentak masyarakat Indonesia. Saat menghadiri kongres 'Aku Melayu: Survival Bermula' di Selangor, pada Minggu (19/6/2022), Mahathir mengatakan, adalah hal yang lebih berharga bagi pemerintah Malaysia dalam memenangkan kendali atas Pulau Sipadan dan Ligitan di Kalimantan melawan Indonesia di Mahkamah Internasional (ICJ), seraya memberikan Pulau Batu Puteh, yang dianalogikannya sebagai batu seukuran meja, ke Singapura.

“Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca atau Pulau Batu Puteh dikembalikan kepada kita, kita juga harus menuntut Singapura dan Kepulauan Riau, karena mereka adalah Tanah Melayu,” ujar Mahathir, saat itu. 

Ucapan Mahathir ini kemudian disambut riuh tepuk tangan dari peserta yang hadir di acara tersebut.

Beberapa waktu kemudian, Mahathir memberikan klarifikasi. Menurut dia, apa yang disampaikan bukanlah meminta Malaysia untuk mengklaim kembali tanah atau bagian yang hilang dari Malaysia. Dia menegaskan, lepasnya Batu Puteh bukan perkara yang besar. Selain itu, Malaysia juga seharusnya bersyukur atas masuknya Pulau Sipadan dan Ligitan sebagai bagian dari Malaysia, terlebih Indonesia tidak mempermasalahkan keputusan internasional yang dihasilkan kala itu.

Oktober 2020

Pernyataan Mahathir Mohamad yang menanggapi sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menuai kontroversi. Hal itu terkait penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad SAW di Prancis. Ketika itu Macron membiarkan gambar kartun Nabi Muhammad di tabloid Charlie Hebdo. Bukan hanya itu, Macron juga menyalahkan Islam terkait tewasnya seorang guru di Prancis.

Pada 29 Oktober 2020, dalam cuitan, Mahathir mengatakan bahwa Muslim memiliki hak untuk marah dan membunuh jutaan orang Prancis atas pembantaian di masa lalu. Selain itu, Mahathir juga mengatakan sikap Macron tidak menunjukkan bahwa dia beradab. 

“Dia sangat primitif dalam menyalahkan agama Islam dan Muslim atas pembunuhan guru sekolah yang menghina itu. Itu tidak sesuai dengan ajaran Islam." 

Twitter kemudian menghapus cuitan Mahathir tersebut.

Oktober 2003

Di suatu kesempatan pada Oktober 2003, menjelang pertemuan para pemimpin APEC di Bangkok, Thailand, Mahathir menyebut orang Yahudi "berhidung bengkok”. Dia juga mengatakan orang Yahudi "memerintah dunia dengan proxy". Dia sekaligus mempertanyakan jumlah orang Yahudi yang terbunuh dalam Holocaust.

Pada 2019, sewaktu berbicara di Forum Pemimpin Dunia di Universitas Columbia, Amerika Serikat, seorang peserta mengonfrontasi Mahathir terkait ucapan kontroversial yang dinilai anti-Semit di masa lalu itu. 

Mahathir memberikan pembelaan, “Mengapa saya tidak bisa mengatakan sesuatu terhadap orang-orang Yahudi ketika banyak orang mengatakan hal-hal buruk tentang saya dan tentang Malaysia dan saya tidak memprotes?” katanya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut